Jati Andito Soroti Kehidupan Pekerja Lewat Single 'Rentan', Simak Lirik Lagunya
Kamis, 23 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Aktor suara, seniman teater, sekaligus penyanyi Jati Andito kembali melanjutkan perjalanan musikalnya dengan merilis lagu kedua berjudul Rentan.
Karya ini menjadi lanjutan dari kisah yang telah ia bangun melalui single debutnya, Cerita Pekerja, yang menyoroti kehidupan dan keseharian para pekerja.
Pemilihan judul Rentan memiliki makna mendalam, merefleksikan kondisi rapuh dan ketidakpastian yang kerap dialami oleh mereka yang bekerja keras demi bertahan hidup.
Baca juga:
Berbeda dari lagu-lagu bertema perjuangan pada umumnya, Rentan tidak dimaksudkan sebagai sebuah hymne atau seruan heroik.
Lagu ini justru lahir dari kenyataan yang apa adanya — tentang individu yang menukar hampir seluruh waktunya untuk bekerja, hingga melupakan kesempatan untuk mencintai, bermimpi, atau sekadar beristirahat.
Liriknya, yang ditulis sendiri oleh Jati, terinspirasi dari percakapan sederhana bersama seorang teman yang mempertanyakan makna hidup di tengah rutinitas kerja yang tak berujung.
Baca juga:
Lirik Lengkap 'Cerita Pekerja' dari Jati Andito untuk Menyemangati Kaum Pekerja
Lirik Lagu Rentan - Jati Andito
Tersesatku dalam khayalan
Memandangmu jatuh ke dalam
Dari semua kesempatan
Tak pernah mulai kulakukan
Ragu menderu
Melesat seperti peluru
Ingin kau Ku kejar namun Ku tak punya waktu
Dan adakah celah
Untuk cinta temukan rumah
Di relung hati yang buncah
Penuh gelisah
Kala memandang remang masa depan
Semuanya rentan
Hari berganti terulang lagi
Anggun di sana kau berdiri
(Lalu kau berlari saat aku menghampiri)
Ragu menderu
Melesat seperti peluru
Ingin kau ku kejar
Namunku tak punya waktu
Dan adakah celah
Untuk cinta temukan rumah
Di relung hati yang buncah
Penuh gelisah
Kala memandang remang masa depan
Semuanya rentan
Peringatan darurat
Tubuh dan jiwa minta dipeluk erat
Sudah tak masuk akal lagi
Ini krisis afeksi
Saat kutengok ke dalam diriku
Kulihat begitu berliku ‘tuk buka lembar baru
Akankah ku berlalu dari semua haru biru yang menyisakan trauma kelam
Menetap bersarang basuhlah aku dan bebaskan sekarang!
Ragu menderu
Melesat seperti peluru
Ingin kau ku kejar
Namunku tak punya waktu
Dan adakah celah
Untuk cinta temukan rumah
Di relung hati yang buncah
Penuh gelisah
Kala memandang remang masa depan
Terus berharap terang akan datang
Walau semua rentan. (far)