Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi
Sabtu, 28 Desember 2024 -
Merahputih.com - Friend with benefit (FWB) merupakan salah satu jenis hubungan yang 'ambigu', seseorang hanya sebatas berteman namun memberikan atensi tertarik secara seksual.
FWB banyak dilakukan di kalangan anak muda yang tidak mau pusing dengan drama cinta konvensional. Mereka ingin bebas namun masih memiliki hubungan yang bisa membantu salurkan kebutuhan intimasi.
Biasanya anak muda yang kerap menekuni FWB adalah anak muda yang masih ingin fokus terhadap karier, pendidikan, usaha, dan bermacam hal lainnya.
Walapun FWB tampak lebih ringkas dan jauh dari perkara rumit, bukan berarti ini pilihan yang mudah.
Baca juga:
Dalam laman Psychology Today dijelaskan, FWB tidak diperuntukan oleh semua orang, artinya hanya orang tertentu dengan komitmen kuat bisa menjalani hubungan yang mustahil nihil melibatkan perasaan emosional. Hubungan FWB punya kecenderungan lebih sulit dijalani perempuan ketimbang laki-laki.
FWB dicirikan oleh tingkat ketidakpastian yang tinggi, ditambah dengan cita-cita yang tidak sesuai. Dengan demikian, perempuan lebih cenderung berharap hubungan tersebut menjadi romantis atau kembali menjadi persahabatan tanpa seks, sedangkan pria lebih cenderung berharap hubungan tersebut tetap sama.
Dari penjelasan di atas, baik perempuan atau laki-laki, intinya orang yang terlibat dalam FWB kemungkinan besar mengalami hal buruk tersebut.
Baca juga:
Tips Menghadapi FWB: Hubungan Tanpa Komitmen yang Bisa Berisiko
Selain adanya tuntutan harapan menjadi hubungan yang pasti, seseorang jadi cemas parah. Kondisi tersebut bakal intens dirasakan seseorang ketika hubungan FWB mulai meregang.
Kondisi Ketidakpastian ini menyebabkan kecemasan, terutama jika salah satu pihak menginginkan lebih banyak komitmen sementara pihak lainnya tidak.
Hal ini diperparah dengan kurangnya komunikasi tentang perasaan dan harapan dapat memperburuk kecemasan ini, yang berujung pada pikiran berlebihan dan stres. Ketakutan akan kehilangan persahabatan dan manfaat jika dinamika hubungan ikut berubah.
Selain itu risiko kehamilan tidak direncanakan bisa saja terjadi. Bagi perempuan akan sulit meminta atau menuntut pertanggungjawaban karena hubungan seks selama FWB dilakukan atas dasar suka sama suka. (Tka)