Hiperaktif Tak Selamanya Buruk
Kamis, 13 Juni 2019 -
BANYAK mitos-mitos yang membicarakan soal gejala hiperaktif. Seperti ketika seseorang menonton film terlalu lama, atau mungkin gejala hiperaktif karena paparan zat tertentu dalam makanan. Banyak studi yang dilakukan untuk mengungkapkan hiperaktif ini.
CDC menyebutkan bahwa 11% dari anak-anak di Amerika terjangkit gejala hiperaktif tersebut, dan masih akan terus berkembang.
Hiperaktif atau yang biasa disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang mempengaruhi aktivitas motorik pada manusia. Ini bisa menyebabkan aktivitas yang berlebihan dan tidak lazim jika dibandingkan dengan orang umumnya.
Ada beberapa fakta tertentu tentang hiperaktif yang kamu harus tahu!
1. Hiperaktif = Hiperfokus

Inilah hal yang menarik dari gejala hiperaktif tersebut, hiperfokus. Biasanya hal ini dialami oleh orang-orang dewasa. Orang-orang dewasa yang mengidap penyakit hiperaktif ini lebih fokus pada tugas-tugasnya. Bahkan hiperfokus memiliki sisi positif lho! Karena orang yang hiperaktif ini akan bisa menyelesaikan pekerjaannya tanpa memecahkan konsentrasinya.
2. Leonardo Da Vinci ternyata hiperaktif

Salah satu studi dari King's College di London mengklaim bahwa Leonardo Da Vinci adalah orang hiperaktif. Menurutnya kata-kata yang ia dapat dari bukunya tentang "Kesusahan dengan menunda-nunda dan manajemen waktu", menandakan bahwa Leonardo Da Vinci memang mengidap gejala itu. Walaupun sangat susah sekali untuk membuktikannya, tetapi hipotesa tersebut menjadi perhatian para peneliti loh!
3. Hiperaktif pada perempuan

Walaupun banyak diagnosa yang dilakukan pada anak dan orang dewasa berjenis kelamin pria. Tapi sebuah studi mengklaim bahwa perempuan ternyata bisa mengidap gejala hiperaktif. Walaupun wanita sebenarnyalebih tidak terlihat jika hiperaktif. Sementara pria pada umumnya lebih terlihat jelas. Pada perempuan hiperaktif lebih bersifat emosional. Bedanya sangat jelas sekali karena perempuan yang hiperaktif lebih gampang melewati atau menunda sesuatu. Kemudian dia lebih mudah marah dan tergesa-gesa.
4. Diet memicu hiperaktif pada perempuan hamil

Diet saat mengandung sangat tidak dianjurkan. Menurut satu studi di tahun 2019 ini, tingginya zat omega 3 dan omega 6 akan memicu risiko gejala hiperaktif ketika anak sudah besar.
5. Hiperaktif memicu kreativitas

Studi di tahun 2018 mengklaim bahwa orang yang mengidap hiperaktif lebih kreatif. Ini jelas membuat orang itu lebih memiliki keuntungan di tempatnya bekerja atau sekolah. Pengidap gejala hiperaktif tersebut juga bisa berpikir out of the box dan membuat perspektif yang berbeda ketika ia mengerjakan sesuatu. (dnz)