Gandeng Yandex, ITB Gelar Seminar Pertimbangan Etika AI
Jumat, 01 Maret 2024 -
MERAHPUTIH.COM - TEKNOLOGI tak lagi bisa terpisahkan dari realitas modern. Di Indonesia, teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal itu terungkap dalamseminar bertajuk Milestones shaping AI: ethical considerations, AI in smart cities, and innovation yang digelarInstitut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (27/2).
Seminar ini diprakarsai perusahaan teknologi internasional Yandex dan didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) guna membahas lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan cara AI dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
BACA JUGA:
Gandeng Universitas Besar Tanah Air, Yandex Luncurkan Kampanye AI
VP Strategy Yandex Alexander Popovskiy mengatakan AI berperan dalam membawa perubahan positif ke dunia disertai dengan disrupsi dalam keamanan dan etika digital. Ia menjelaskan Yandex, sebagai perusahaan yang mengembangkan solusi AI dan pembelajaran mesin, memahami pentingnya etika kecerdasan buatan dan melakukan yang terbaik untuk mengembangkan model ML yang tidak hanya bermanfaat bagi umat manusia, tetapi juga mematuhi standar keselamatan dan etika.
Baru-baru ini, kata Popovskiy, Yandex ambil bagian dalam pengembangan kode etik AI Rusia bersama dengan beberapa perusahaan teknologi besar, lembaga publik, dan komunitas ilmiah. Dengan dukunga negara, upaya itu bertujuan menciptakan lingkungan yang aman dan tepercaya bagi pengembangan AI di negara tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Kemenkominfo dan seluruh perguruan tinggi yang mendukung dan memberi wadah pada diskusi krusial ini. Tujuan dari seminar ini ialah memfasilitasi berbagi pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang peran AI dalam mendorong lanskap teknologi yang aman. Kami yakin upaya ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap komunitas digital dan kemajuan teknologi Indonesia,” kata Popovskiy dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.
Direktur Pengendalian Teknologi Informasi dan Komunikasi Kemenkominfo Teguh Arifiyandi mengatakan saat ini belum ada undang-undang khusus AI di Indonesia. Meski demikian, Kemenkominfo tidak menutup kemungkinan untuk mengadopsi peraturan internasional yang sudah ada. Ia menekankan pentingnya memahami kebutuhan lokal akan teknologi AI sebelum menyusun undang-undang baru.
Arifiyandi juga menyinggung Surat Edaran Etika AI yang dikeluarkan Kemenkominfo. Surat itu menyoroti pentingnya nilai-nilai etika seperti humanisme, inklusi, kredibilitas, dan akuntabilitas dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI.
“Kebijakan AI Kemenkominfo menguraikan empat sasaran strategis, yakni memastikan kualitas dan akurasi layanan AI, keamanan data, peningkatan sumber daya manusia terkait AI, dan pencegahan kejahatan siber menggunakan AI. Kami percaya bahwa pencapaian target ini akan membantu kami menciptakan lingkungan yang aman dan beretika bagi pengembangan ekosistem AI di Indonesia,” jelas Arifiyandi.
Seminar ini dihadiri juga jajaran pakar, peneliti, dan profesional industri Dekan Fakultas Teknik Elektro dan Informatika ITB Tutun Juhana, Kepala Pusat Inovasi Kota Cerdas dan Masyarakat Prof Suhono Harso Supangkat, peneliti di Smart City dan Community Innovation Center Fadhil Hidayat, serta Direktur Pengembangan AI Yandex Alexander Krainov.(dwi)
BACA JUGA:
Robot Pengantar Makanan Asal Rusia Siap Beroperasi di Kampus AS