Gajian Tiba, Jangan Kalap
Minggu, 25 September 2022 -
SEBAGIAN dari kamu mungkin sudah gajian dan bimbang mau beli barang apa saja. Eits, tahan dulu checkout barang-barangnya. Coba tanyakan ke diri sendiri, apakah benar-benar butuh atau sekadar lapar mata saja?
Ketika sudah gajian, kamu perlu cermat dalam menghemat keuangan agar tidak membengkak. Belum lagi kamu yang kesehariannya pakai bahan bakar minyak Pertamax buat mobilitas atau jemput doi ke rumah. Flip selaku perusahaan penyedia jasa pembayaran berbasis teknologi pun membagikan sejumlah tips mengatur keuangan agar lebih hemat.
Baca juga:
Bedakan butuh dan ingin
Sebelum mengambil keputusan melakukan transaksi, ada baiknya terlebih dahulu memahami perbedaan kebutuhan dengan keinginan. Tertulis dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 13 Tahun 2012 bahwa komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak, di antaranya adalah pangan, sandang, papan, kesehatan, dan lain-lain.
Sedangkan keinginan memiliki sifat untuk tidak segera terpenuhi, misalkan membeli smartphone atau handphone (HP) edisi terbaru karena ingin terlihat mewah dan eksis.
Tentukan prioritas kebutuhan
Memprioritaskan pengeluaran kebutuhan sangat penting. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar mulai dari menentukan apa yang paling penting, hal yang perlu dihilangkan atau dikurangi, hingga solusi untuk pengeluaran opsional lainnya.
Agar lebih mudah mengatur keuangan, lebih baik kamu memiliki lebih dari dua rekening berbeda untuk memisahkan dana sesuai kebutuhan. Kamu bisa mentransfer atau mengambil uang ke rekening lain yang digunakan untuk membayar berbagai keperluan. Tak perlu khawatir akan hidden cost, Flip memberikan solusi bebas biaya admin bagi kamu yang ingin transfer antarbank ataupun top-up e-wallet.
Baca juga:
DPRD DKI Terancam Tak Gajian, Taufik Gerindra: Enggak Gajian, Enggak Apa-Apa
Budgeting
Melakukan pembagian anggaran pendapatan sangat membantu keuangan lebih terencana. Apalagi dengan rumus 50-30-10-10. Semisal pendapatan berjumlah Rp 4,5 juta, maka alokasikan 50 persen (Rp 2,25 juta) digunakan untuk kebutuhan dasar dan kebutuhan wajib. Lalu, 30 persen pendapatan (Rp 1,35 juta) digunakan untuk membayar cicilan utang atau arisan. Sedangkan 10 persen pendapatan (Rp 450 ribu) ditabung untuk dana darurat, dan 10 persen lainnya digunakan untuk keperluan pribadi atau sosial.
Dana darurat
Dana darurat diperlukan untuk antisipasi kebutuhan uang mendesak saat pendapatan turun. Nilai dana darurat harus dimiliki idealnya sebesar tiga kali nominal pengeluaran rutin bagi yang belum menikah, dan enam kali nominal pengeluaran rutin bagi yang sudah menikah. Mengumpulkan dana darurat sebaiknya disisihkan 5-10 persen dari pendapatan dan bentuknya bisa disimpan dalam tabungan, emas atau deposito. (and)
Baca juga: