Film Netflix 'Love, Guaranteed' Sindir Fenomena 'Online Dating' di Kalangan Gen Z
Jumat, 04 September 2020 -
MEMILIKI beberapa aplikasi online dating pada ponsel kita bukan lagi dianggap sebagai aib, tabu, atau memalukan seperti pada beberapa tahun lalu. Kini, mencari teman kencan secara online merupakan hal yang wajar dilakukan oleh sebagian besar pemuda di seluruh dunia.
Bahkan, sebagian besar pengguna Tinder di Amerika Serikat per Desember 2019 dikuasai oleh para generasi Z. Dilansir dari Fox Business, terdapat lebih dari 7,86 juta pengguna Tinder yang usianya berkisar antara 18 sampai 24 tahun.
Baca juga:
Film garapan Netflix yang berjudul Love, Guaranteed pun terinspirasi dari fenomena sosial online dating yang sangat marak beberapa tahun terakhir. Love, Guaranteed mengisahkan tentang seorang pengacara Susan Whitaker (Rachael Leigh Cook) yang pekerja keras. Karena terlalu sering mengerjakan kasus pro bono, firma hukum Susan sudah di ujung tanduk.
Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki tampan bernama Nick Evans (Damon Wayans Jr.) yang ingin mempekerjakan Susan sebagai pengacaranya untuk menggugat sebuah aplikasi kencan online yang menjanjikan 'cinta' setelah seribu kencan.
Dalam film ini, Nick selalu memperlakukan keseribu teman kencannya dengan baik. Ia menghargai perempuan, selalu benar-benar datang ketika janjian, terlihat sama seperti di foto, selalu berusaha untuk mengenal teman kencannya lebih dalam, bahkan selalu mentraktir teman kencannya.

Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi sebaliknya. Susan seringkali bertemu dengan teman kencan yang suka berbohong di profilnya, membawa orangtua ketika first date, hanya mencari plus one ke kondangan, atau tidak mencari hubungan yang serius.
Pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa bulan terakhir juga membuat berbagai aplikasi online dating ini semakin laris. Dilansir dari BBC, Tinder baru saja memecahkan rekor swipe harian tertinggi sepanjang sejarah yaitu sebanyak 3 miliar swipe pada 29 Maret 2020 lalu.
Lalu, apa yang sebenarnya dicari ketika bermain online dating?

Sejak kecil, buku-buku dongeng dan cerita rakyat biasanya mengajarkan kita sebuah pola. Seorang perempuan dan laki-laki bertemu, pacaran, menikah, punya anak, dan bahagia untuk selamanya.
Lantas, apakah makna "berkencan" di era kontemporer ini masih berpacu pada pola tersebut? Apakah para pengguna online dating benar-benar ingin mencari cinta sejati? Atau mereka hanya mencari kesenangan di tengah kerumitan hidup yang membuat kita frustasi?
Baca juga:

Penelitian yang dilakukan oleh Eharmony terhadap pengguna online dating di Amerika Serikat pada 2015 menyimpulkan bahwa ada sebagian orang yang benar-benar mencari cinta sejati pada situs kencan online.
Bukan hanya untuk mencari kesenangan saja, penelitian tersebut menunjukkan bahwa 60% dari pengguna Tinder perempuan di AS berusaha untuk mencari pasangan yang serius.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa 20% pasangan yang telah berkomitmen satu sama lain menemukan pujaan hatinya via online dating, dan 7% diantaranya telah melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Di sisi lain, ada banyak jenis hubungan baru setelah fenomena online dating mulai eksis beberapa tahun belakangan. Kita mungkin sering mendengar terms yang semakin populer belakangan ini seperti one night stand, friends with benefit, Netflix and chill, bootycalls, dan lain-lain.
Meski hal-hal tersebut mungkin sudah ada sebelum online dating mulai booming, kehadiran online dating semakin membuat beberapa terms tersebut menjadi populer, terutama di kalangan generasi Z.
Jadi, apakah menurutmu kencan online bisa mempermudah mencari cinta sejati? (shn)
Baca juga: