Festival Sacred Ryhtm Reborn Unison Diselenggarakan Secara Virtual

Jumat, 19 Februari 2021 - Muchammad Yani

MENGINGAT banyaknya peristiwa yang mengkhawatirkan bagi kemanusiaan terjadi karena dampak gejala sosio-ekonomi terkini, festival Sacred Rythm Reborn Unison (SRRU) – Homecoming Journey into the self hadir dengan upaya memulangkan kembali peran-peran komunitas dan masyarakat.

Sacred Rhytm Reborn Unison menjadi sebuah gerakan yang terlahir untuk menyatukan kembali kesenian, ilmu pengetahuan dan kenuranian. Kali ini, SRRU melakukan kegiatan tersebut dalam bentuk virtual. Dimulai pada 30 Desember 2020 dan berakhir pada 31 Januari 2021.

Baca juga:

Teza Sumendra dan Reality Club Gabung di Dominion Records

“Dengan mengaktifkan peran sebagai lapisan elemen masyarakat yang berbeda latar belakang (dari musisi/seniman, para pekerja volunteer, ilmuwan, dan tokoh spiritual) akan mempresentasikan keterpaduan dari Kesenian, Nurani, dan Ilmu Pengetahuan,” tulis keterangan resmi dari SRRU yang diterima Merah Putih, Rabu (17/2).

Bali kembali untuk kampanye ini, setelah era krisis moneter pada 1998 melanda Indonesia yang telah direspon di awal kelahiran Festival Sacred Rhythm.

Kali ini, para musisi dan ilmuwan membuka acara ini dengan pembukaan ritual Hindu, Bali Matur Piuning di Pura Suci Samuan Tiga di Ubud (tempat sakral dan bersejarah, di mana rekonsiliasi umat dari beberapa aliran Hindu yang dipimpin oleh penasihat kerajaan Airlangga bernama Mpu Kuturan yang menganut agama Buddha Mahayana).

Baca juga:

Jalan Tengah Debut dengan Mini Album 'Animo'

Kemudian dengan pertunjukan musik dan diskusi oleh para tokoh dari Bali Prof. I Bandem, I Nyoman Astita, Marlowe Bandem yang membicarakan tentang kesakralan dan nilai sejarrah Pure Samuan Tiga, era Kontemporer sejak Gema Eka Dasa Rudra (1079), gradasi ekspresi tari legong unutk pengarsipan: Arsip Bali 1928.

Penampilan para musisi mancanegara di SRRU. (Foto: istimewa)
Penampilan para musisi mancanegara di SRRU. (Foto: istimewa)

Setelah itu, diikuti oleh para peserta, mulai dari musisi, ilmuwan dan tokoh spiritual dari berbagai macam negara dan kebudayaan sebagai bagian dari dialog literasi dan musikal antara budaya (intercultural dialog) dilakukan secara virtual.

“Praktik pertukaran pengetahuan akan keberagaman kebudayaan akan berguna dan bermanfaat bagi kehidupan manusia secara holistik,” tambah pernyataan dari rilis resmi dari SRRU ini.

Adapun pertunjukan festival musik yang dilakukan secara virtual sejak 31 Desember 2020, dan dibuka oleh para musisi Bali dan dilanjutkan oleh para musisi dari wilayah dan budaya di Indonesia lainnya dan musisi mancanegara. (far)

Baca juga:

Pendapat Mengejutkan Kevin Julio Soal Anak Muda dan Isu Lingkungan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan