Eksplorasi Seni dan Pagelaran Budaya di Panggung Nusantara PRI 2016

Selasa, 08 November 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Budaya – Selain menampilkan pagelaran musik nusantara di Nusantara Hall, ICE, BSD City, 20 Oktober – 6 November 2016, Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016 juga mengadakan ruang eksplorasi seni yang diisi dengan beragam workshop kreatif dan pagelaran budaya yang menampilkan pertunjukan tarian-tarian nusantara.

Workshop selama Pekan Raya Indonesia di antaranya workshop sablon, membuat tas tangan dari kaos bekas, membuat boneka dari kertas, rubber cut (mencukil di atas karet, kemudian disablon ke media pouch) dan membuat alat musik dari keramik. Workshop dimulai pukul 14.00 WIB pada hari Sabtu-Minggu dan pukul 15.30 WIB untuk hari Senin-Jumat.

Pada Sabtu (5/11), workshop membatik menghadirkan Irma Haryadi sebagai pengajar. Irma Haryadi adalah seorang praktisi kesenian yang aktif mengajar membatik dan melukis dengan menggunakan kain perca. Peserta diajarkan membuat karya batik tulis di atas saputangan, dimulai dari pembuatan desain, hingga proses pelorotan lilin. Pada saat workshop, pola desain sederhana disiapkan untuk dapat ditiru peserta. Peserta juga dibebaskan membuat desain sendiri sesuai selera dan kreativitas. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk mengikuti workshop dan saputangan hasil karya peserta setelah selesai dapat dibawa pulang.

“Masyarakat sudah banyak yang mengenal batik dan tahu tentang proses pembuatan batik. Dengan melakukannya sendiri, mereka akan lebih mengapresiasi, lebih memahami dan semakin mencintai karya wastra lokal.” ujar Irma Haryadi.

Tembi Rumah Budaya merupakan pihak yang mengoordinasikan kegiatan pagelaran musik nusantara, ruang eksplorasi seni, dan pagelaran budaya di Panggung Nusantara. Melalui ruang eksplorasi seni ini, Tembi Rumah Budaya ingin lebih mendekatkan lagi seni rupa ke masyarakat umum.

“Teknik sablon, mencukil, dan lainnya biasanya hanya dipelajari di sekolah-sekolah seni rupa. Apa yang biasanya dipelajari di sekolah-sekolah tersebut kami kenalkan ke masyarakat yang lebih luas lagi. Ternyata pengunjung PRI sangat antusias, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Jadi mereka tidak lagi hanya menjadi sebatas tahu hasil produk dan memakainya, tapi tahu bagaimana proses teknik dan membuatnya. Ini tentunya memberikan pengalaman baru kepada pengunjung PRI,” ujar Titin Natalia, Humas Tembi Budaya Yogyakarta.

Selain workshop membatik, malam harinya pukul 19.30 WIB, ditampilkan tarian babasaran dan musik kolintang dari Sanggar Bapontar (Sulawesi Utara) di Panggung Nusantara.

“Saya salut dan bangga dengan PRI, karena dengan menghadirkan sanggar-sanggar tari nusantara tampil di acara ini terlihat wujud kepedulian penyelenggara PRI terhadap budaya,” ujar Beiby Sumanti, pendiri Sanggar Bapontar.

Rampak Bedug (Banten) oleh Sanggar Tari Yudha Asri, Tari Mambri (Papua Barat), Tari Jaipong (Jawa Barat), Reog Ponorogo (Kesenian Jawa Timur), Tari Lesung (Banten), Tari Saman (Aceh), Sisingaan & Jajangkungan (kesenian Sunda), telah tampil sebelumnya di PRI. Sementara Tari Minang (Sumatera Barat), Ondel-Ondel & Tanjidor (kesenian Betawi), Tari Saman & Lenggang Marawis oleh SMP AL-Azhar BSD akan tampil di penghujung PRI.

“Kami ingin komunitas dan sanggar-sanggar tari nusantara dapat ditonton masyarakat yang lebih luas lagi. Di acara PRI, mereka tidak hanya sebagai sekadar pengiring atau pelengkap acara, tapi mereka mendapat ruang di panggung nusantara sebagai penampil utama. Dengan begitu tari-tari nusantara akan semakin dikenal lagi khususnya untuk generasi muda masa kini,” ujar Titin Natalia.

BACA JUGA:

  1. Raisa di Penutupan PRI 2016
  2. Indah Dewi Pertiwi di Penutupan PRI 2016
  3. Serunya Menghabiskan Waktu Akhir Pekan Bersama Keluarga di PRI
  4. Grand Prize Ratusan Juta Rupiah di Penutupan PRI 2016
  5. Conjuring House Tawarkan Keseruan Wisata Horor di PRI



 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan