Desainer Denmark Ciptakan Masker yang Bisa Menghancurkan Virus

Jumat, 02 Oktober 2020 - P Suryo R

SEORANG desainer asal Denmark, Sara Lee Spangaard Krog mengembangkan masker wajah yang bisa membersihkan diri sendiri. Dalam mengembangkan produk tersebut, Krog bekerjasama dengan Konsultan urologi bernama Profesor Raj Persad, Prof. Norman Ratcliffe, desainer elektronik bernama Steve Hughes, dan ahli virologi bernama Dr. Ewelina Król.

Tim berjuang untuk merancang jenis masker elektronik baru. Ini didasarkan pada peningkatan degradasi virus (oleh radiasi UV dan oksidasi katalitik). Kualitas ini memungkinkan penggunaan masker yang lebih lama dengan pembersihan secara otomatis.

Baca Juga:

Daun Sukun, Daun Sakti Banyak Khasiat

masker
Awalnya Sara ingin mengembangkan panel dinding yang bisa menghancurkan virus. (Foto: TV Syd)

Sebenarnya saat itu ia sedang dalam proses mengembangkan pelapis dinding berteknologi tinggi yang dapat membersihkan udara ruangan, misalnya dari asap pelarut beracun atau knalpot mobil. Panel dinding tersebut dapat memecah bensin, formaldehida, dan gas buang. Setelah ditelisik lebih lanjut teknologi pada pelapis dinding tersebut memiliki cara kerja yang sama saat berhadapan dengan virus dan bakteri.

Zat organik seperti virus dan bakteri bisa dihancurkan dengan pembersihan otomatis fotokatalitik melalui oksidasi semikonduktor. Oksida logam diiradiasi dari sumber cahaya UV kecil di dalam masker. Dan ini menghancurkan zat organik seperti virus atau bakteri. Lagi dan lagi, itulah mengapa topeng memiliki keuntungan besar karena dapat digunakan setiap saat.

Selama pengujian, dia menemukan bahwa proses "pembersihan-diri fotokatalitik" juga membunuh virus dan bakteri. Profesornya memberinya ide untuk mencari bahan serupa yang dapat digunakan untuk membuat masker pelindung wajah alih-alih panel dinding besar.

Krog yang memulai proyeknya pada bulan Januari tentu belum menyadari eksistensi dari virus COVID-19 dan mengenal "Corona" sebagai merek bir. Tetapi kemudian menjadi jelas ketika virus corona menjadi pandemi di dunia.

Baca Juga:

Berbahaya Enggak Sih Bunyiin Sendi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

masker
Sara terus mengembangkan masker ciptaannya. (Foto: Tagesschau)

Ia pun semakin gencar mengembangkan teknologinya dengan banyak perubahan.

Panel dinding yang dibuat olehnya terbuat dari plester dan itu bukan bahan yang dapat digunakan untuk masker wajah. Karena itu, tantangannya adalah mendesain masker dari bahan yang cukup lembut agar nyaman dipakai di wajah.

Sara mengatakan masker itu membantu orang-orang yang beresiko tinggi terpapar virus sepert staf rumah sakit, pekerja supermarket, dan pengemudi bus.

Sara memikirkan mereka semua, bukan hanya orang-orang dari kelompok risiko corona, dan tidak terlalu banyak uang yang bisa dihasilkan topeng semacam itu. “Tidak,” katanya, “Saya khawatir dengan faktor manusia. Saya ingin membantu."

Sara menceritakan dalam proses ini, tim telah bekerja keras di berbagai disiplin ilmu. Disiplin ini termasuk desain tekstil, kimia, teknik elektro, dan virologi. "Kami telah menggunakan metode konstruksi untuk mengembangkan pola untuk topeng ini. Itu dicetak dengan semikonduktor oksida logam. Material diiradiasi oleh dioda pemancar cahaya berdaya rendah. Ini menghasilkan efek fotokatalitik, dengan tujuan mengoksidasi dan melucuti virus," urainya.

"Kita harus yakin bahwa masker dapat menonaktifkan virus setiap kali bernapas sehingga tidak ada yang lolos. Butuh waktu lama, jadi saya tidak tahu sama sekali apakah kita bisa memasarkannya di gelombang corona ini," tukasnya. (avia)

Baca Juga:

Setengah Juta Hiu Terancam Dibunuh Demi Vaksin COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan