Dee Lestari Kembali ke Musik dengan Single Intim '(Jangan) Jatuh Cinta', Angkat Kisah Tentang Cinta yang Tak Terencana
Rabu, 17 Desember 2025 -
MerahPutih.com - Dee Lestari kembali menegaskan eksistensinya di industri musik Indonesia lewat perilisan single terbaru berjudul (Jangan) Jatuh Cinta, yang sekaligus menjadi pembuka album solo ketiganya.
Karya ini menandai babak baru dalam perjalanan bermusik Dee yang telah berlangsung panjang dan konsisten—dari masa awal bersama Rida Sita Dewi, berlanjut ke karier solo, hingga berbagai proyek lintas medium seperti Rectoverso dan Rapijali.
Dikenal dengan lirik yang kuat dan berkarakter, Dee kembali menghadirkan tulisan yang jujur, reflektif, sekaligus puitis dalam (Jangan) Jatuh Cinta.
Lagu ini mengangkat konflik klasik antara logika dan perasaan—tentang usaha akal untuk melindungi hati dari luka, sementara cinta kerap datang tanpa bisa dikendalikan.
Dalam lagu ini, Dee menggambarkan bagaimana jatuh cinta sering terjadi di luar rencana, bahkan ketika situasi terasa tidak ideal atau justru ingin dihindari. Tema tersebut dikemas dengan bahasa sederhana namun dalam, membuatnya terasa dekat dengan pengalaman banyak orang.
Baca juga:
Jeima Aleyya Haudy Hadirkan Nuansa Jazz Romantis di Single Debut '16.45'
Single 'Cendana' dari Aruma Angkat Cerita Kenangan yang Terus Membekas, Simak Lirik Lengkapnya
Dari sisi musikal, (Jangan) Jatuh Cinta digarap dengan pendekatan hangat dan intim. Dee bekerja sama dengan Rendy Pandugo sebagai arranger dan Teddy Adhitya sebagai vocal director.
Aransemen lagu dipenuhi lapisan gitar yang lembut, harmoni vokal yang halus, serta nuansa musik yang membumi, menciptakan atmosfer yang menenangkan sekaligus emosional.
Perpaduan tersebut membuat lagu ini terasa sangat personal, seolah mengajak pendengar menyelami dialog batin tentang cinta, kerentanan, dan kejujuran perasaan.
Lewat perilisan single ini, Dee Lestari tidak hanya membuka jalan menuju album terbarunya, tetapi juga kembali menunjukkan kematangannya sebagai penulis lagu yang mampu merangkai emosi sederhana menjadi karya yang relevan dan menyentuh lintas generasi. (Far)