CBA: E-Budgeting Versi Ahok Janggal
Minggu, 15 Maret 2015 -
MerahPutih Megapolitan - Direktur Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengatakan, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta versi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau e-budgeting memiliki banyak kejanggalan. Karenanya, ia menolak usulan anggaran tersebut dikoreksi DPRD DKI Jakarta.
"Kalau kita lihat versi Ahok ada keanehan, kejanggalan," kata Uchok dalam dalam diskusi Aktual Forum bertajuk 'Kisruh APBD DKI: Siapa Silumannya' di Warung Komando, Tebet, Minggu (15/3).
Kata Uchok, hal itu nampak dalam beberapa mata anggaran. Dia mencontohkan, untuk alokasi pendidikan tahun 2015, misalnya. Ahok hanya menganggarkan Rp14,5 triliun atau 21,1 persen dari total belanja Rp67,4 triliun. (Baca: Ahok Blak-blakan soal Ahok Center)
Padahal, lanjut Uchok, pada tahun lalu APBD DKI menganggarkan Rp16,4 triliun atau 25,31 persen dari total belanja Rp63,5 triliun. "Artinya, fungsi pendidikan di tangan Ahok turun 3,7 persen," sambungnya.
Kemudian, pada mata anggaran belanja modal 2015, sebesar Rp22 triliun atau 32,7 triliun dari total belanja Rp67,4 triliun. Sedangkan pada tahun 2014, belanja modal sebesar Rp25,5 triliun atau 40,1 persen dari total belanja sebesar Rp63,6 triliun.
"Artinya Ahok menurunkan anggaran belanja publik atau belanja modal rakyat sebesar 7,4 persen," ungkapnya. (Baca: Prabowo Minta Ahok Center Diaudit)
Yang paling dahsyat menurut Uchok, adalah anggaran makan dan minum pegawai. Pasalnya, untuk anggaran perbaikan gizi pegawai Balai Kota kebijakan APBD versi Ahok tahun 2015 sebesar Rp863,9 miliar. Kalau dana tersebut dibagi jumlah PNS sebanyak 80324 maka, setiap orang akan mendapat Rp10,7 juta per tahun.
"Anggaran makan dan minum Rp10,7 juta per orang per tahun," tandasnya. (mad)