Buku 'Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional' Resmi Rilis

Jumat, 22 Desember 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

SUNGAI menjadi saksi perjalanan peradaban manusia. Peran sungai juga sangat vital dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sungai memiliki peran dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya, transportasi, pertahanan, hingga keamanan.

"Banyak peradaban besar lahir, tumbuh, dan berkembang di kawasan aliran sungai, seperti peradaban Mesir di kawasan Sungai Nil, Mesopotamia di kawasan Sungai Euftrat dan Tigris, China di kawasan Sungai Kuning, serta Mahejaro Harappa di kawasan Sungai Gangga," tulis Martha Fani Cahyandito, dalam bukunya berjudul Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional.

Baca Juga:

Suara Sungai Cikapundung di 'Sound of X'

Martha menegaskan sungai mewarnai perjalanan sejarah manusia di berbagai wilayah nusantara. Seperti salah satu sungai di Indonesia, yakni Sungai Citarum, yang mengalir dari Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan bermuara di Laut Jawa.

Sayangnya, lingkungan Sungai Citarum terus mengalami degradasi akibat penggundulan hutan, alih fungsi lahan, pencemaran, serta maraknya kegiatan ekonomi yang bersifat eksploitatif dan tidak memerhatikan kaidah konservasi. Maka dari itu, Martha ingin menceritakan lebih jauh mengenai Sungai Citarum lewat buku terbarunya Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional, yang resmi rilis pada Kamis, (21/12), di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Martha Fani Cahyandito.

Buku ini menawarkan pemahaman atas berbagai masalah yang dihadapi Sungai Citarum mulai dari segi ketahanan lingkungan, sosial-ekonomi, serta kebijakan publik yang melingkupinya. Buku ini juga berupaya memberi rekomendasi solusi bagi masalah-masalah tersebut menggunakan pendekatan komprehensif.

Buku setebal 123 halaman ini sebenarnya telah selesai dicetak pada tahun 2022, namun karena beberapa kendala akhirnya baru bisa diluncurkan pada saat ini. Arief Yudo Wibowo yang mewakili pihak penerbit, PT Jaya Impian Abadi menyatakan bahwa Buku Citarum ini adalah produksi buku ke enamnya.

"Jika sebelumnya kami berbicara konservasi alam dari sisi keindahan alamnya, kini kami tertantang untuk membuat buku yang membicarakan konservasi alam dari permasalahan yang dialami, kerusakannya dengan pembahasan multi aspek di dalamnya," ujar Arief, dalam acara peluncuran buku Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional.

Baca Juga:

Kendra Ahisma, Ilustrator Indonesia yang Buat Poster Festival Lollapalooza 2023

Sementara itu, hadir di kesempatan sama, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Ir. Sigit Reliantoro, M.Sc. menyatakan bahwa buku ini ditulis dengan sangat baik karena menyajikan data dan menganalisa situasi di lapangan,

“Sehingga buku ini tidak hanya menjadi edukasi bagi masyarakat umum tetapi juga menjadi referensi bagi kami sebagai pembuat kebijakan. Semoga buku ini juga menjadi inspirasi bagi penulis buku yang lain untuk menulis tentang sungai-sungai lainnya di Indonesia," papar Sigit.

Buku 'Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional.

Martha menjelaskan bahwa buku ini berupaya memberikan paparan sederhana mengenai berbagai persoalan di Daerah Aliran Sungai Citarum dalam konteks ketahanan lingkungan dan ketahanan nasional. Contohnya mengenai kemiskinan, maraknya alih fungsi lahan, serta lemahnya pengelolaan ekosistem yang berujung pada degradasi ekologi.

Permasalahan Sungai Citarum, sambung dia, sangatlah kompleks, menyangkut permasalahan dari hulu sampai hilir sungai, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Seperti masyarakat, baik itu petani, peternak, pelaku industri dan pariwisata, PLTA, PDAM,dan pemerintah.

"Karena itu pembahasan Citarum perlu melibatkan berbagai displin kelilmuan agar penyelesaian masalah di Sungai Citarum bersifat komprehensif, “ ujar staff pengajar di Universitas Padjajaran dan Ketua ISEI Jawa Barat ini saat sesi tanya jawab dengan awak media.

Buku ini juga berupaya menawarkan solusi untuk setiap dimensi persoalan, yang di antaranya terkait dengan isu pembangunan sumber daya manusia, kebijakan publik yang berorientasi melindungi kepentingan lingkungan sosial, integrasi penataan interaksi desa dan kota berkelanjutan, sampai kompensasi jasa pelestarian lingkungan bagi masyarakat pedesaaan.

Buku ini tersedia di toko-toko buku jaringan. Tak hanya itu, Citarum, Sungai untuk Kehidupan, Sungai untuk Ketahanan Nasional akan disumbangkan ke seluruh perpustakaan di institusi pendidikan di seluruh Indonesia, untuk menjadi referensi dan bahan edukasi bagi kalangan akademisi. (ikh)

Baca Juga:

Lukisan Klasik Jepang Laku Rp41,8 miliar

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan