Bukan Cuma Menghibur, Dongeng Pun Mengedukasi Anak Hingga Manula!

Rabu, 20 Maret 2019 - Yudi Anugrah Nugroho

TUBUH perempuan berkacamata itu rebah. Kedua tangannya menangkup punggung. Seolah memikul beban teramat berat. "Dhuhh, berat sekali," keluhnya dengan suara cempreng serupa kanak-kanak. Ia terus berjalan meski tertatih. Selangkah, berhenti, lanjut selangkah.

Di sepanjang jalan, ia terus mengoceh tentang keadaannya. "Enggak enak jadi Siput seperti ini. Punya cangkang. Berat!" kutuknya.

Sejurus kemudian suaranya berubah berat. "Jangan banyak mengeluh, nak!" timpalnya. Suara cempreng dan berat pun sahut-menyahut saling menimpali.

Tak lama berselang, suara cempreng dan berat tak lagi terdengar berganti suara serak. Perempuan itu berganti peran. Ia mengepakan kedua tangan serupa burung. Memburu kedua siput, ibu dan anak.

Malang bagi sang burung. "Aaarkkkk," pekiknya bersuara serak. Paruhnya tak dapat menembus cangkang siput.

"Ternyata cangkang ini bermanfaat juga. Aku enggak mau lagi mengeluh," ujar sang perempuan dengan suara cempreng menutup pentas dongeng di hadapan sekira 15 anak di Ganara Art, Kemang, Jakarta Selatan (16/3).

Mendongeng di hadapan anak-anak bukan menjadi rutinitas bagi Suci Yoskarina atau akrab disapa Kak Bonci. Ia bersama para pendongen lain dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia biasa tampil menghibur beragam pihak dengan berbagai cerita.

dongeng
Kegiatan mendongeng Ayo Dongeng Indonesia di hadapan anak usia dini. (Foto: MP/Ikhsan Digdo)

Dongeng, menurut Kak Bonci, merupakan cara efektif menyampaikan pesan atau edukasi kepada anak-anak. Melalui cerita, lanjutnya, anak beroleh informasi edukasi namun tidak merasa seperti sedang diajari. "Jadi fungsi mendongeng itu untuk menyampaikan pesan tapi tidal menggurui," kata Kak Bonci kepada merahputih.com.

Melalui dongeng Siput dan Burung tersebut, misalnya, anak-anak akan berimajinasi tentang cerita dan beroleh pesan pentingnya tidak cepat mengeluh karena keadaan. "Penyampaiannya kan juga menyenangkan," tambahnya.

Dongeng dengan metode bercerita, menurut Roointan & Mousavi, "Investigation of the influence of teaching via story-telling on verbal intelligence and vocabulary of preshoolers", memiliki dampak pada kecerdasan verbal; berupa kosa kata, informasi, perhitungan, dan pemahaman bagi anak prasekolah. Maka tak heran bila peran dongeng begitu penting bagi perkembangan anak.

Mengamini pendapat di atas, salah seorang pendongeng lain, Suci, mengatakan setiap anak memiliki imajinasi tinggi dan harus terus dirangsang, salah satunya dengan dongeng. Performa sang pendongeng juga tak bisa sembarang.

Anak akan merasa bosan bila penyampaian sang pendongeng datar saja. Maka, tiap pendongeng memiliki cara tersendiri untuk memancing tiap penonton terutama anak-anak menjadi antusias memahami jalan cerita dongeng. "Dengan cara berimajinasi dan membayangkan keadaan tokoh dalam dongeng itu. Imajinasi mereka akan menangkap pesan dari dongeng itu," tuturnya.

dongeng
Anak-anak antusias menyaksikan dongeng dari pendongeng Ayo Dongeng Indonesia. (Foto: MP/Ikhsan Digdo)

Meski bisa dilakukan kapan pun, menurut pendongeng lain Ayo Dongeng Indonesia, Dandi Ukulele, dongeng akan lebih baik diterima anak ketika dilakukan pada malam hari menjelang tidur. Pesan dalam dongeng akan akan menjadi rekaman terakhir anak sebelum tidur dan menjadi bungan tidur. "kalau kita menyampaikan cerita dan dibawa dia tidur. Nanti bisa terbawa ke alam mimpinya," ungkap Dandi.

Bila tidak memunkingkan dilakukan jelang tidur, menurut Kak Bonci dan Dandi, dongeng bisa dilakukan kapan pun di kala waktu luang dan di saat mood anak sedang bagus. "Misalnya pas Kita lagi ngumpul dan enggak ngapa-ngapain, kenapa enggak," papar Bonci.

Dongeng, lanjutnya, bisa diberikan kepada anak pada usia berapa pun. Bisa sejak bayi bahkan sejak dalam kandungan. Dongeng merupakan bahasa universal. Tak terbatas pada umur. Dandi bahkan pernah mendongeng untuk manula. Ia memang harus lebih berhati-hati memilih cerita. "Kalau manula enggak mungkin fabel, tapi bisa kita ceritakan tentang pengalaman hidup," tukasnya. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan