Bali Blues Festival 2018, Branding Baru Bali Jadi Pusat Blues

Minggu, 06 Mei 2018 - Dwi Astarini

SELAMA ini, saat menyebut nama Bali, hal pertama yang terpikirkan ialah pantai yang indah dan berbagai keunikan budayanya. Inovasi terbaru dunia wisata hiburan kini tengah dilakukan untuk menjadikan Bali sebagai pusat musik blues di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk terus mempromosikan Pulau Dewata ke dunia internasional.

Jika pulau Jawa identik dengan musik jazz berkat gelaran Java Jazz Festival, Bali akan diidentikkan dengan blues. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra. "Kami sepakat menetapkan blues sebagai musiknya Bali. Nanti kami akan membuat sosialisasi dan promosi agar blues jadi tuan rumah di Bali," ujarnya saat konferensi pers Bali Blues Festival (BBF) di Kuta, Badung, Bali, Sabtu (5/5).


Blues, Musik Afro-Amerika

Musik blues berawal dari negara bagian penghasil kapas di selatan Amerika Serikat pada abad ke-19. Blues merupakan genre musik yang muncul dari kebudayaan musik para Afro-Amerika yang kala itu bekerja sebagai budak perkebunan kapas. Gaya musik folk, lagu rohani, dan lagu kerja menjadi gaya awal blues. Musik tersebut kemudian berkembang dengan bentuk nyanyian teriakan, lantunan, hingga balada.

Nama blues sendiri mengacu pada frasa 'blue devil' yang bermakna melankolis dan kesedihan. Memanglah, lagu-lagu dengan musik blues menampilkan lirik yang sedih, penuh rasa frustrasi mendalam.

Diperkirakan, rilisan pertama musik blues ialah I Got the Blues oleh musisi asal New Orleans Antonio Maggio pada 1908. Meskipun demikian, asal-usul blues mungkin sudah berawal sejak 1890. Ketidakpastian sejarah awal blues ini mungkin amat terkait dengan diskriminasi ras terhadap Afro-Amerika. Merekalah yang menjadi pengusung dan penikmat awal musik blues. Selain itu, tingkat literasi yang rendah di bagian rural Amerika, tempat musik ini berkembang, juga membuat pendokumentasian blues amat minim.

Untungnya, musik ini bisa bertahan dengan memunculkan banyak musisi ternama. Ketika urban blues mulai merebak di 1920-an, nama vokalis perempuan seperti Bessie Smith menjadi tenar. Smith bahkan dikenal sebagai vokali blues bersuara powerful. Selain Bessie Smith, ada juga nama besar Nat 'King' Cole. Tak berhenti di sana, BB King, Jimi Hendrix, Eric Clapton, Janis Joplin, Ray Charles, Bob Dylan, dan Lenny Kravits ialah beberapa nama musisi blues yang punya impak besar kepada musisi lainnya.

ray charles
Ray Charles, salah seorang musisi blues ternama. (foto: youtube)

Nama Jimi Hendrix misalnya. Permainan gitar Hendrix bahkan dijadikan contoh juga inspirasi bagi musisi muda di mana pun. Itu menjadi bukti bahwa musik blues telah berkembang sedemikian pesat dan tak lagi hanya menjadi musik para budak. Musik ini menjadi salah satu genre besar di dunia musik yang melahirkan banyak variasi, seperti bluesgrass, jazz, R&B, dan soul.


Bali dan Blues

Selama ini, Bali lebih terkenal dengan hentakan musik rock. Ternyata, di balik gegap gempita rock, sejumlah musisi blues mulai bermunculan di Bali. Agung Bagus Mantra, promotor dari Pragina Art and Showbiz Bali, mengatakan generasi blues di sudah mulai tumbuh. Bahkan komunitas blues di Bali pun banyak bermunculan. Hal itu disebabkan peminat musik blues tak hanya generasi tua, tapi juga banyak generasi muda yang mengandrungi. "Untuk generasi blues, sekarang sudah mulai tumbuh. Beberapa sekolah musik dan intsitusi musik blues sudah mulai ingin terlibat di ajang BBF," ujarnya.

Untuk itulah, digelar Bali Blues Festival (BBF) agar Bali benar-benar menjadi sentra musik Blues di Indonesia. Agar festival itu bergaung, Badra mengaku pihak penyelenggara festival akan berusaha mendatangkan para musisi blues internasional, salah satunya ialah musisi blues muda ternama John Mayer. "Sehingga para penggemarnya otomatis akan datang juga. Itu akan membawa pemasukan. Tahun depan, kami akan bawa Jhon Mayer di BBF," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Konstruksi dan Operasi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua Ngurah Wirawan mengatakan sangat mendukung pewujudan Bali sebagai sentra musik blues Indonesia. "Musik blues sangat dekat dengan kehidupan sosial masyarakat karena memang akarnya musik rakyat," ujarnya. Ia juga menyebut ajang BBF merupakan peluang bagi pengembangan bagi komunitas musik blues di Indonesia dan khususnya di Bali.

Menurut Wirawan, jika di Jawa banyak yang mengenal Java Jazz yang kini sudah mendunia, di Bali bisa juga sebagi pusat musik blues dan hal itu sangt baik. "Kita mengenal Java Jazz sudah mendunia. Mimpinya anak-anak Bali dan kami ITDC juga Kabupaten Badung juga sama. Jadi talking blues, ya talking Bali dan talking Jazz, ya talking Java Jazz kan begitu. Jadi arahnya kami ke sana dan kami akan mendukung," ungkapnya.

the hydrant
The Hydrant akan jadi salah satu musisi Bali yang tampil di Bali Blues Festival 2018. (foto: Instagram @thehydrantbali)

Bali Blues Festival (BBF) menjadi ajang musik blues tahunan terbesar di Indonesia dan tercatat sebagai salah satu festival blues dunia yang diselanggarakan di Asia Tenggara. Tahun ini, ajang musik itu digelar untuk keempat kalinya. Ajang tahun ini dihelat PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, berkolaborasi dengan Pregina Art and Showbiz dan Kementerian Pariwisata. BBF 2018 akan berlangsung pada 11-12 Mei 2018 di Pulau Peninsula The Nusa Dua Bali

Sejumlah nama musisi ternama akan tampil di BBF 2018, di antaranta Rama Satria, Gugun Blues Shelter, Dikta Wicaksono, Ginda Bestari, Jakarta Blues Factory, dan Bluesmates dari Surabaya. Ada juga musisi blues kenamaan Bali, seperti Crazy Horse Bali Floyd, The Hydrant, Ubud Bluesers, Sunburst, dan North Bali Crossroad. Selain itu, musisi mancanegara yang akan bergabung ialah Fernando Noronha, gitaris komposer musik blues ternama dari Brasil, yakni Ronaldgang.

"Kami juga berharap pada BBF yang kelima tahun depan bisa menghadirkan Jhon Mayer ke Bali. Saya pikir blues akan jadi branding baru," ujar Wirawan. Ia juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendorong anak muda Bali untuk berkreasi denngan BUMN sebagai fasilitator.(MKF)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan