Barcelona Sering Kebobolan di Menit Akhir, Hansi Flick Perlu Belajar dari Kesalahan
Jumat, 03 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Barcelona kembali terpuruk di menit-menit akhir saat melawan PSG. Hal itu melanjutkan tren buruk mereka sejak Hansi Flick mengambil alih tim.
Sekali lagi, Blaugrana tersandung batu yang sama, meskipun pelatih asal Jerman itu berulang kali menekankan untuk menghindari situasi seperti ini.
Baca juga:
Kalah di Kandang Sendiri, Hansi Flick Akui Barcelona Beda Level dengan PSG
Gol Menit Akhir PSG Jadi Pelajaran Berharga untuk Barcelona

Setelah pertandingan, Flick langsung menyoroti kesalahan tersebut.
"Saat kedudukan 1-1, kami harus bertahan lebih baik. Kami perlu belajar dan meningkatkan diri," ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa satu-satunya solusi adalah latihan. Pertandingan melawan PSG membantu Barca agar lebih banyak belajar dari kesalahan.
"Anda harus bertahan selama 90 menit penuh, lebih kuat dalam bertahan, mengelola penguasaan bola dengan lebih baik, dan memanfaatkan ruang," jelas Flick.
Baca juga:
Vinicius Junior Ngambek Lagi saat Lawan Kairat, Ternyata ini Penyebabnya
Barcelona Sudah Kebobolan 6 Gol di Menit Akhir

Kekalahan pertama terjadi saat melawan Celta Vigo di LaLiga. Saat itu, Barca menyia-nyiakan keunggulan 0-2 dan akhirnya bermain imbang di Balaidos.
Hal yang paling menyakitkan terjadi di semifinal Liga Champions 2024/25 di San Siro. Saat itu, Inter Milan memaksa babak perpanjangan waktu ketika Acerbi menyeimbangkan kedudukan, atau hanya beberapa detik setelah Lamine Yamal hampir mencetak gol keempat Barca.
Sementara di babak perpanjangan waktu, Frattesi memastikan final Liga Champions bagi Inter. Hal itu menghukum kurangnya pengalaman tim Barca yang kebanyakan masih muda.
Baca juga:
Bicara soal Drama Marc-Andre ter Stegen di Barcelona, Hansi Flick: Banyak yang Harus Diperbaiki
Meskipun mengklaim telah belajar dari kekecewaan di Milan, Barca kembali kebobolan saat melawan PSG. Hal itu sekaligus menjadi kekalahan pertama mereka musim ini.
Satu-satunya hikmah dari kekalahan ini adalah hanya terjadi di awal babak penyisihan grup Liga Champions. Hal tersebut bisa memberi Barcelona waktu untuk memulihkan diri, kemudian mengakhiri kelemahan mereka yang terus berulang.
Jika tidak diperbaiki, maka pola ini bisa membahayakan ambisi mereka di semua kompetisi musim ini, terlepas dari momentum treble domestik tahun lalu. (sof)