Bangun 24 Pelabuhan Gandeng Tiongkok, Pengamat Kritik Jokowi

Minggu, 07 Juni 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih, Nasional-Presiden Joko Widodo menginginkan Indonesia menjadi poros Maritim Dunia. Poros maritim bukan saja menyangkut soal keamanan wilayah, tetapi juga soal bagaimana mengamankan kekayaan alam yang terkandung di dalam laut.

Demikian kesimpulan yang dirangkum dari penjelasan Romi Gozali, Direktur Maritim Center dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (7/6).

"Maka itu Tiongkok ingin menguasai Laut China Selatan karena kekayaan di dalamnya," jelas Romi.

Dikatakan, ke depan perang tidak lagi dilakukan dengan adu fisik. Tetapi, perang masa depan adalah asimetric war, di mana perang dilakukan melalui penguasaan ekonomi dan budaya.

Romi mengumpamakan, bisa saja Indonesia berdaulat atas laut atau wilayahnya. Namun, wilayah tersebut dimanfaatkan oleh negara lain. Romi mengistilahkan "Jalan Sutra China".

"Jangan sampai terimbas jalur sutra China, harus diamankan. Kalau tidak diawasi, potensi laut kita bukan dinikmati oleh Indonesia, tetapi pihak asing," tukasnya.

Romi juga mengkritisi rencana Presiden Joko Widodo membangun 24 pelabuhan dengan menggandeng Tiongkok. Ia menyinggung sumber pembiayaan ke-24 pelabuhan tersebut yang berasal dari pihak asing.

"Masalahnya, pelabuhan itu milik asing atau Indonesia? Dengan investasi dari pihak asing maka pelabuhan-pelabuhan itu terbuka untuk pihak asing, utamanya Tiongkok. Kapal-kapal mereka bebas memasuki perairan kita," katanya. (Mad)

Baca Juga:

Pelabuhan di Indonesia Akan Gunakan Satu sistem

Presiden Ingin Pelabuhan di Indonesia Berada di level yang Sama 

Proyek Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Resmi Dihentikan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan