Badan Kesehatan AS Soroti Keamanan Vape, ini Efeknya pada Gigi dan Kesehatan
Sabtu, 14 September 2019 -
BADAN kesehatan Amerika Serikat tengah menyelidiki dampak vape bagi kesehatan. Hal itu dilakukan setelah terjadi kasus kematian tiga anak muda terkait dengan penggunaan vape. Seperti dilaporkan The Guardian, Jumat (13/9), badan kesehatan AS menginvestigasi sekitar 450 kasus yang mungkin terkait dengan penyakit pernapasan berat.
Atas investigasi itu, badan tersebut memperingatkan warga untuk tidak menggunakan vape. Di AS, tiga warga muda dan sehat dilaporkan meninggal akibat vape. Sementara itu, ratusan lainnya masih dirawat.
BACA JUGA: Rempah Nikmat Kaya Manfaat
Di Indonesia, jamak perokok yang beralih mengisap vape atau rokok elektrik. Salah satu alasannya ialah adanya anggapan bahwa kandungan vape lebih aman ketimbang rokok kretek biasa. Namun faktanya, vape sebenarnya tidak lebih sehat ketimbang rokok biasa.
Alasannya, di dalam vape tetap terkandung nikotin dan zat kimia lain. Selain itu, rasa yang dimiliki oleh vape juga mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun, antara lain zat formaldehida dan asetaldehida.
Sama seperti rokok, vape juga punya dampak negatif untuk kesehatanmu. Salah satunya untuk kesehatan gigi. Salah satu efek nikotin pada rokok vape ialah bisa membuat perubahan pada warna gigi. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal BMC Public Health membuktikan hal tersebut. Penelitian tersebut melibatkan sampel 6.000 orang dewasa di Inggris. Peneliti mewawancarai orang yang merokok dan yang tidak merokok. Peneliti lalu mencocokkan seberapa sering mereka merokok dan seberapa puas mereka dengan warna gigi mereka.
Hasilnya, 28% perokok melaporkan mengalami perubahan warna gigi sampai 15% lebih cepat dan warnanya lebih kuning daripada yang tidak merokok. Menguningnya warna gigi ini tetap disebabkan kandungan nikotin.

Selain memengaruhi gigi, mengonsumsi vape atau rokok elektrik yang mengandung nikotin juga bisa menimbulkan masalah kesehatan mulut yang serius. Salah satu masalah kesehatan mulut, yaitu stres oksidatif yang berdampak pada peradangan atau kerusakan DNA di dalam tubuh. Stres oksidatif bisa menyebabkan penuaan dini akibat stres dan adanya peradangan pada pada epitel gingiva (jaringan pada gusi), yang dapat menyebabkan penyakit mulut.
Selain itu, masuknya nikotin dalam tubuh dapat berdampak negatif terhadap perkembangan otak. Orang yang kecanduan menggunakan rokok elektrik bisa mengalami gangguan kognitif dan perilaku, termasuk berdampak pada ingatan dan perhatian mereka terhadap suatu hal. Efek nikotin pada otak manusia bisa berdampak dalam jangka panjang.
Jadi jika kamu berpikir untuk berhenti merokok dan beralih ke vape, lebih baik pikir ulang. Hal terbaik ialah benar-benar berhenti dan menjauhi rokok.(*)
BACA JUGA: Kecilkan Pori-Pori Kulit Wajah dengan Bahan Alami