Antara Bunga Lili dan Pandemi COVID-19 dalam Koleksi ETU di JFW 2021

Sabtu, 28 November 2020 - Dwi Astarini

MASA pandemi membatasi kebebasan individu untuk beraktivitas. Karena tidak ingin kalah dengan keadaan, para fashion designer Tanah Air coba menenggelamkan diri dalam berkarya. Hal itu pula yang dilakukan desainer dan owner label ETU, Restu Anggraini.

Koleksi terbarunya untuk musim panas 2021, Rêverie, mencoba merepresentasikan pandangannya akan pandemi yang berlangsung hampir selama setahun ini. Dalam Bahasa Perancis, reverie bermakna rangkaian harapan dan impian akan sesuatu yang baik untuk dapat terwujud di masa yang akan datang. Optimisme tersebut kemudian diracik olehnya dan dituangkan dalam koleksi busana siap pakai berpakem modest.

BACA JUGA:

Kisah Dua Tiara Favorit Putri Diana

Sedikit berbeda dari koleksi ETU sebelumnya, musim ini ET banyak mengeksplorasi permainan motif yang dikembangkannya sendiri. Salah satu motifnya terinspirasi dari lukisan beraliran kubisme karya pelukis asal Belanda, Piet Mondrian. Motif tersebut kemudian dikreasikan ulang lewat injeksi elemen logo yang disematkan secara unik dan subtil.

fashion ETU
Motif kubisme inspirasi dari pelukis Belanda, Piet Mondrian.(Foto: Instagram/jfwofficial)

Selain itu, ETU juga menghadirkan permainan logomania dengan nuansa yang lebih playful dan benar-benar berbeda dari motif logomania yang pernah diluncurkan sebelumnya. Terakhir, motif lain yang juga cukup mendominasi keseluruhan koleksi adalah motif bunga lili yang melambangkan sebuah harapan maupun kehidupan baru.

fashion ETU
Kombinasi denim yang kuat dan bunga lili yang manis.(Foto: Instagram/jfwofficial)

Bunga Lili sengaja dipilih Restu Anggraini sebagai bentuk optimisme akan kondisi kehidupan yang lebih baik pasca melewati masa pandemi, serta selaras dengan makna dari judul koleksi yakni Rêverie. Jajaran warna yang gender neutral seperti putih, biru muda, navy blue, kuning, serta sedikit warna hitam ia pilih untuk palet musim panas 2021.

"Warna putih yang muncul dihampir semua koleksi merepresentasikan warna bunga lili. Hal tersebut mengibaratkan pentingnya memiliki harapan positif untuk menyambut hari esok. Sedangkan warna biru, kuning, dan hitam digunakan sebagai reinterpretasi akan karya lukisan beraliran kubisme karya Piet Mondrian," urainya.

fashion ETU
Bunga lili di koleksi ETU untuk Jakarta Fashion Week 2021. (Sumber: Istimewa)

"Teknik quilting, rawis, pleats dan tailoring yang tegas juga dipilih demi menjadikan koleksi ini tampak apik dan atraktif," lanjutnya lagi. Permainan corak, teknik, dan pilihan palet versatile tersebut kemudian diolah ke dalam rancangan yang
memadukan nuansa maskulin dan feminin.

Koleksi ETU yang ditampilkan di panggung Jakarta Fashion Week 2021 tersebut terdiri atas 16 rangkaian yang modis dan modern serta mudah dipadupadankan. Misalnya celana denim berpotongan lurus maupun longgar, kemeja berkerah tinggi, tailored blazer maupun rompi, jaket bomber, hingga gaun panjang berbahan denim.

fashion ETU
Kombinasi maskulin dan feminin dalam koleksi ETU di Jakarta Fashion Week 2021. (Foto: Istimewa)

Material denim yang kuat kemudian dikombinasikan dengan material yang
lebih manis seperti renda, sifon, maupun katun bermotif cetak. "Perpaduan itu tidak hanya digunakan oleh kami untuk menggambarkan bentuk jukstaposisi antara maskulin dan
feminin tetapi juga menarasikan pentingnya untuk terus resilien dan berharap dalam situasi dan kondisi apa pun," tuturnya.(Avia)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan