Alexander Isak Cetak Gol Lalu Tumbang, Arne Slot Ketar-ketir Striker Termahalnya Cedera

Minggu, 21 Desember 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Manajer Liverpool, Arne Slot, diliputi kecemasan mendalam terkait kondisi kesehatan Alexander Isak. Striker andalan The Reds tersebut tampak meringis kesakitan sesaat setelah menyarangkan bola ke jala Tottenham Hotspur dalam laga pekan ini.

Isak terpaksa meninggalkan lapangan lebih awal usai menerima tekel keras dari Micky van de Ven, tepat setelah ia mengonversi umpan matang dari Florian Wirtz pada menit ke-56.

Baca juga:

Analisis Cedera Alexander Isak: Alarm Bahaya di Lini Depan Liverpool

“Saya belum punya kabar apa pun soal dia. Tapi jika seorang pemain mencetak gol, lalu cedera dan tidak kembali ke lapangan serta bahkan tidak mencoba kembali tidak seperti Conor Bradley, misalnya, yang mencoba tetapi akhirnya saya harus menariknya karena dia tidak bisa melanjutkan jika seorang pemain sama sekali tidak mencoba kembali, biasanya itu bukan pertanda baik," kata Slot, dikutip dari laman resmi Liverpool, Minggu.

Performa Gemilang yang Berujung Kepedihan

Gol tersebut merupakan torehan ketiga Isak bagi klub Merseyside sejak direkrut dengan label pemain termahal di Liga Inggris.

Di sisi lain, pertandingan ini menjadi momen spesial bagi Florian Wirtz yang akhirnya mencatatkan assist pertamanya untuk Liverpool di kompetisi domestik. Kemenangan ini pun dipertegas melalui gol Hugo Ekitike, yang sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan Liverpool dalam enam pertandingan terakhir.

Evaluasi Pertahanan di Tengah Keunggulan Jumlah Pemain

Baca juga:

Arne Slot Mau Mohamed Salah Bertahan di Liverpool, Sudah Berdamai dengan Keadaan?

Meski meraih tiga poin penting yang membawa Liverpool naik ke posisi kelima klasemen sementara, Arne Slot tetap memberikan kritik tajam terhadap performa lini belakangnya.

Walaupun Tottenham bermain dengan sembilan orang menyusul kartu merah Xavi Simons dan Cristian Romero, Liverpool justru terlihat kesulitan mengontrol jalannya laga di menit-menit akhir, terutama saat Richarlison memperkecil ketertinggalan bagi tuan rumah.

“Saya sempat berpikir, ‘Mari bertahan dulu dari tendangan bebas ini.’ Jujur saja, saya kira melawan sembilan pemain kami bisa menjauhkan mereka dari gawang kami. Tapi yang terjadi justru seolah kami yang bermain dengan sembilan pemain dan mereka dengan 11, karena serangan demi serangan, meski tidak berujung gol,” tambah dia.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan