Alasan Banyak Lampu Warna Biru di Stasiun Jepang
Kamis, 02 Maret 2023 -
BELUM lama ini viral kasus bunuh diri di Jepang dengan cara lompat ke depan kereta api. Akun Twitter @govoes membeberkan peristiwa tersebut di media sosial.
"Di Jepang sering banget terjadi bunuh diri di rel kereta, tapi jadwal kereta masih sering on time. Oh ya katanya kalau bunuh diri, yang harus bayar biaya pembersihan kereta & mayat adalah keluarga terkait. Rata-rata sekitar 100 juta Yen. Sudah merepotkan negara, merepotkan keluarga keluarga pula," cicit @govoes dalam akunnya pada 25 Februari 2023 yang kini sudah dihapus.
Baca Juga:
Cicitannya ramai disambar oleh banyak orang lantaran bernada insensitive terhadap korban bunuh diri. Ada juga yang mengatakan bahwa korban bunuh diri egois lantaran membuat orang-orang hendak berangkat kerja jadi terhambat.

Peristiwa bunuh diri orang Jepang di rel kereta api juga pernah dibahas secara ilmiah. Sebuah jurnal terbit di 2011 berjudul Tokyo's "Human Accidents": Jinshin Jiko and the Social Meaning of Train Suicide, setiap tahunnya terdapat ratusan orang Jepang yang bunuh diri di sepanjang jalur kereta api. Saking seringnya terjadi, masyarakat menyebutnya 'Jinshin Jiko' yang artinya “kecelakaan manusia”.
Maka dari itu, pemerintahan Jepang pada akhir 2000-an mulai memasang lampu biru di sejumlah peron stasiun kereta guna mencegah upaya melakukan bunuh diri. Lantas, apakah lampu tersebut benar-benar berpengaruh?
Baca Juga:
Terimbas Pandemi, Sega Tutup Industri Wisata Arcade Ikonik di Jepang
Dikutip dari BBC, menurut penelitian yang dilakukan oleh Tetsuya Matsubayashi, Yasuyuki Sawada, dan Michiko Ueda pada 2013 dalam jurnalnya yang berjudul Does the installation of blue lights on train platforms prevent suicide? A before-and-after observational study from Japan menemukan bahwa benar adanya pemasangan lampu biru di peron stasiun kereta dapat mencegah upaya bunuh diri. Terbukti kasus bunuh diri di Jepang turun sebanyak 84 persen.
Tidak banyak orang yang tahu bahwa cahaya berwarna biru dapat memengaruhi keadaan pikiran orang. Orang yang mengalami tekanan secara psikologis lebih cepat pulih ke keadaan rileks ketika mereka berbaring di ruangan bermandikan cahaya biru.

Namun, ternyata klaim ini tidak terlalu efektif. Pada pagi hingga siang hari, penerangan dari lampu biru kalah dengan sinar matahari yang menjadikannya mudah sekali terlewatkan oleh orang lalu-lalang. Maka dari itu, penggunaan lampu biru tidak begitu efektif di beberapa waktu.
Selain itu, Ueda juga sadar bahwa efektifitas lampu biru akan berkurang seiring berjalannya waktu lantaran orang-orang sudah mulai terbiasa dengan paparan cahaya biru. Lama kelamaan efek ketenangan yang diberikan pun tidak berdampak banyak.
Meskipun demikian, hingga saat ini peron stasiun-stasiun kereta api di Jepang masih menggunakan lampu biru untuk mencegah upaya bunuh diri. Lebih baik salah daripada tidak sama sekali. (kmp)
Baca Juga: