>Indonesia Aeropress Championship (IAC) kembali hadir. Masih dengan tema ‘fun’ seperti tahun lalu, IAC 2017 membagi babak penyisihan di 3 kota besar, yakni Yogyakarta untuk wilayah tengah, Surabaya untuk wilayah kanan, dan Medan untuk wilayah kiri.
>
Babak penyisihan pertama dilakukan di wilayah tengah pada akhir pekan ini, dilanjutkan dengan wilayah kanan pada bulan Juli 2017 dan berakhir di wilayah kiri pada Agustus 2017. Ada 81 peserta yang akan bertanding pada setiap kota, 27 di antaranya akan dipilih untuk mengikuti babak final di Jakarta pada bulan September 2017.
>
Indonesia Aeropress Championship 2017
>Menurut
Koordinator Event ABCD School of Coffee,
Sella Juliani, babak penyisihan yang terbagi pada tiga kota besar bertujuan untuk mencakup peserta yang lebih banyak dari seluruh Indonesia. Sella menambahkan bahwa hanya babak final yang berlangsung di Jakarta, hal ini guna memberikan keadilan bagi peserta lain yang berasal dari luar Jakarta.
>Lokasi yang dipilih pada setiap kota pun memiliki cerita sejarah tersendiri, seperti
Candi Prambanan yang menjadi lokasi pelaksanaan
IAC 2017 wilayah tengah. Tujuannya untuk mengedukasi peserta dan pengunjung
event bahwa menikmati kopi tidak selalu harus di kafe ataupun mal.
>Biaya registrasi
IAC 2017 adalah Rp200 ribu. Nominal ini lebih murah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp500 ribu. Bukan hanya pengalaman kompetisi yang didapat, peserta yang sudah berhasil mendaftarkan diri akan mendapatkan 150 gram biji kopi untuk latihan dan 100 gram untuk kompetisi, yang akan dibagikan pada saat naik
stage.
>Keuntungan lebih akan diterima oleh juara
IAC 2017 yang akan menjadi perwakilan Indonesia pada
World Aeropress Championship (WAC) 2017 di Seoul, Korea Selatan. Biaya transportasi, akomodasi, dan uang saku akan disiapkan untuk sang juara selama berada di Seoul nantinya.
>
Blind judging (Foto: worldaeropresschampionship.com)
>Berbeda dengan sistem penilaian kompetisi kopi pada
Indonesia Coffee Event (ICE) 2017 yang lebih serius dan detail, pada
IAC 2017 kopi hanya dinilai berdasarkan cita rasanya. Satu kali pertandingan akan diikuti oleh 3 peserta sekaligus. Masing-masing memiliki waktu maksimal selama 8 menit untuk persiapan hingga menyajikan kopi kepada 3 juri.
>Tanpa mengetahui siapa yang membuat kopinya (
blind judging), dewan juri akan memilih kopi mana yang paling disukai berdasarkan selera masing-masing. Kopi peserta yang mendapatkan suara terbanyak akan menjadi pemenangnya. Untuk para peserta wilayah Yogyakarta, Merahputih.com ucapkan selamat bertanding!
>Baca pula artikel lainnya seputar
aeropress di sini:
'Aero Press' Alat Seduh Kopi Yang Dilombakan Hingga Skala Internasional.