Tren Teknologi Jaringan Perlu Diantisipasi di 2021
Kenali berbagai tren teknologi jaringan. (Foto: pixabay/kreatikar)
2020 merupakan tahun yang sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Berbagai perubahan terjadi di 2020 akibat pandemi COVID-19.
Setelah tahun sebelumnya konsep bekerja haru secara fisik di kantor, pada 2020, perusahaan diharuskan melakukan migrasi secara virtual dengan cara Work From Home (WFH).
Baca Juga:
Indonesia Jalin Kemitraan Teknologi AR dengan Oman
Tren kantor tanpa fisik mendorong perubahan pasar, khususnya tumbuhnya toko online. Hal itu dipaparkan oleh Country Manager Indonesia, Aruba, a Hewlett Packard Enterprise Robet Suryakusuma.
"Bekerja atau berjualan sekarang tidak perlu ada tokonya. Cukup punya akun di media sosial atau platform e-commerce, sudah punya toko online dan dapat berjualan. Ini menjadi market tren pada 2021," jelas Robert seperti yang dilansir dari laman Antara.
Hal tersebut mengantarkan pada tren pertama, hybrid workforce, yang berarti pada 2021 karyawan diprediksi masih akan melakukan pola kerja secara jarak jauh.
Tim TI didorong lebih jauh untuk melakukan transformasi digital serta akeselarasi transisi seiring dengan para karyawan telah beradaptasi dengan 'new normal'.
Dengan adanya perluasan jaringan oleh para karyawan, membuat perusahaan untuk lebih memperhatikan keamanan. Karena menurut Robert, keuangan merupakan jantung dari networking.
Selanjutnya tren yang kedua yakni keamanan yang harus dilihat secara dinamis. Dalam hal ini, yang perlu dilihat ialah endpoint, edge, hingga cloud.
Dengan tumbuhnya tren bekerja jarak jauh, tim TI harus memperhatikan pendekatan keamanan yang terhubung. Saat perangkat terhubung, jaringan otomatisasi menjadi tren.
Baca Juga:
Otomatisasi jaringan kian matang lantaran kebutuhan serta pengalaman pengguna. Karena itu, kematangan solusi dengan menyediakan Machine Learning diprediksi meningkat signifikan di 2021.
Pandemi meningkatkan minat dalam otomatisasi jaringan. Tercatat 35 persen pembuat keputusan TI di antara para pemimpin berencana untuk meningkatkan investasi pada jaringan berbasis Artificial Intelligence (AI).
Selain itu, pandemi juga telah mempercepat desentralisasi jaringan bisnis serta mengubah alur dan proses kerja. Diketahui sebanyak 70 persen pembuat keputusan TI di kawasan Asia Pasifik, disebut telah secara aktif menggunakan teknologi edge. Data di proses sebelum masuk ke data center pada 2020, dan 6 persen berencana untuk melakukannya tahun ini.
Teknologi Edge akan menjadi fokus utama pada keadaan normal berikutnya. Yakni ketika organisasi merancang infrastruktur mereka untuk mendukung karyawan bekerja dari jarak jauh dan menavigasi lanskap bisnis yang dinamis untuk kelangsungan bisnis. (ryn)
Baca Juga:
Tempat Tidur Pintar dengan Teknologi AI, Bikin Si Kecil Lebih Nyenyak
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi
Samsung Galaxy S26 Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, tapi Masih Andalkan Exynos 2600
Desain iPhone Air 2 Bocor! Pakai Kamera Ganda dan Diperkirakan Rilis 2026
OPPO Reno 15 Series Rilis 17 November 2025, Bawa 3 Kamera Samsung HP5 200MP!
Samsung Galaxy S26 Ultra Bikin Kecewa! Cuma Tambah Lensa Telefoto 3x
OPPO Find X9 Series Resmi Rilis di Indonesia, Berikut Spesifikasi dan Harganya!
Xiaomi 17 Ultra Raih Sertifikasi 3C, Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5
Vivo X300 Ultra Jadi HP Pertama yang Pakai Kamera Ganda 200MP, ini Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP