Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Bayang-Bayang Ancaman Resesi Global

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 10 Desember 2019
  Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Bayang-Bayang Ancaman Resesi Global

Sri Mulyani Indrawati tiba di istana kepresidenan Jakarta pada Selasa (22/10/2019) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Ancaman resesi global tampaknya semakin nyata. Majalah ekonomi Bloomberg Businessweek dalam edisi Oktober 2019 secara gamblang mengulas potensi resesi yang mengancam perekonomian global pada tahun 2020.

Proyeksi ancaman resesi tersebut berpijak pada tingginya tensi perang dagang Amerika Serikat dengan China yang berawal dari pengenaan bea masuk bagi barang-barang impor asal China ke AS yang sudah terjadi sejak 2018 lalu.

Baca Juga:

Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Domestik 2020 Berkisar 5,1-5,5 Persen

Kondisi tersebut yang membuat negara-negara dengan tingkat ekonomi maju seperti Jerman dan Jepang diperkirakan akan menatap 2020 dengan penuh ketidakpastian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa saat ini ketidakpastian global terjadi dengan pola dan frekuensi yang berbeda karena sangat cepat berubah sehingga tidak dapat diprediksikan waktu berakhirnya.

Ia menjelaskan gejolak yang disebabkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China membuat adanya ketidakpastian ekonomi global, yang biasanya bisa diestimasi oleh para pakar dan pembuat kebijakan.

Tak hanya itu, kondisi politik di Eropa yang semakin tidak pasti karena Brexit Inggris yang berlarut-larut juga telah menyebabkan kondisi ekonomi dunia semakin tertekan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani ungkap pemerintah tetap pantau perkembangan ekonomi global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Ketidakpastian dengan pola seperti ini, tambah dia, menyebabkan turunnya kepercayaan diri dunia usaha sehingga semakin berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia.

"Kalau dunia usaha ketidakpastian itu sudah biasa mereka menghadapi, bukan sesuatu yang baru. Namun yang berbeda kali ini adalah semuanya serba tidak pasti," ujarnya.

Oleh sebab itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan laju perekonomian dunia pada 2019 hanya tumbuh sebesar 3 persen atau turun dari tahun sebelumnya yaitu 3,6 persen.

Menurut Sri Mulyani, jika ekonomi global tahun ini turun dari 3,6 persen pada 2018 menjadi 3 persen, maka resesi akan semakin dekat sebab 0,6 persen sama seperti porsi ekonomi Afrika Selatan.

"Kalau ekonomi dunia sudah 3 persen itu sudah dekat dengan resesi. Biasanya negara berkembang tumbuh lebih tinggi, sekarang sudah all across the board berarti semua negara melemah," katanya.

Ia pun menegaskan pemerintah Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan terkait hal tersebut dengan mendorong kebijakan fiskal melalui penggunaan APBN yang efektif dan efisien.

Transformasi ekonomi juga akan diwujudkan melalui penyederhanaan birokrasi dan aturan seperti penataan 72 UU terkait investasi dengan metode Omnibus Law sehingga tercipta ekosistem yang nyaman bagi para investor.

Berbagai kebijakan pemerintah itu dilakukan untuk menjadi stimulus dalam menjaga perekonomian Indonesia serta mencapai program Kabinet Indonesia Maju seperti peningkatan kualitas SDM dan pembangunan infrastruktur.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2020

Berbagai upaya pembenahan yang telah dilakukan pemerintah itu sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang masih berada dalam kisaran lima persen, atau lebih baik dari rata-rata negara maju dan berkembang.

Hingga triwulan III-2019, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh akumulatif 5,04 persen atau lebih baik dari negara tetangga seperti Singapura yang hanya tumbuh 0,5 persen, Thailand 2,35 persen dan Malaysia 4,37 persen.

Meski demikian, hal ini masih didukung oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang tumbuh optimal dalam kisaran lima persen, bukan dari sisi investasi maupun ekspor.

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip memperkirakan konsumsi rumah tangga tersebut masih jadi faktor dominan pendukung kinerja perekonomian pada 2020 yang diperkirakan tumbuh 5,2 persen.

"Ekonomi kita bisa bertahan 5,2 persen tahun depan karena inflasi bisa dijaga di bawah empat persen. Kalau inflasi di bawah empat persen artinya pemerintah masih bisa mempertahankan daya beli," katanya.

Menurut dia, masyarakat berpenghasilan menengah yang mencapai 40 persen dari seluruh jumlah masyarakat Indonesia juga dinilai cukup mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Sunarsip menambahkan rencana pemerintah dengan Omnibus Law dapat memberikan pembenahan struktural ekonomi dalam jangka panjang yang dampaknya dapat dirasakan paling cepat pada 2021.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyakini kondisi investasi yang sempat mengalami hambatan perizinan akan mulai membaik.

Ia bahkan optimistis ekonomi dapat tumbuh sesuai asumsi 5,3 persen pada 2020 melalui sejumlah pembenahan yang telah dilakukan, sambil menanti usainya pembahasan Omnibus Law di parlemen.

Iskandar juga menyakini konflik perdagangan antara Amerika Serikat dengan China akan mulai reda tahun depan sehingga permintaan global akan kembali naik dan mendorong ekspor.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal ikut memprediksi Indonesia dapat meraih peluang seandainya perang dagang terus berlanjut.

Menurut dia, kontraksi ekspor nasional akan mereda pada 2020 karena negara tujuan utama seperti China akan mencari alternatif komoditas di Indonesia yang lebih terjangkau.

Perang dagang akan menekan kinerja keuangan korporasi di China sehingga mereka akan mencari sumber energi yang lebih murah seperti batu bara untuk menekan biaya produksi.

Indonesia, kata Faisal, merupakan satu dari tiga negara bersama Mongolia dan Australia penghasil batu bara.

Selain batu bara, ekspor sawit Indonesia pada 2020 juga akan meningkat karena kenaikan tarif impor minyak kedelai dari Amerika Serikat oleh China akan mendorong permintaan terhadap produk substitusi, seperti minyak sawit.

"Kita diuntungkan juga dengan perang dagang yang berdampak kepada batu bara dan sawit," katanya.

Fokus pemerintah terkait infrastruktur, lanjut dia, diperkirakan akan meredam kontraksi impor bahan baku, bahan penolong serta barang modal dan masuknya investasi baru tahun 2020.

Selain itu, dibukanya tarif impor sejumlah bahan pangan sebagai hasil kesepakatan dagang dengan sejumlah negara seperti India untuk gula dan Australia untuk gandum dan daging sapi, akan mendorong impor.

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro ikut memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berpotensi masih mengalami fluktuasi dengan proyeksi mencapai 5,1-5,2 persen.

Salah satu indikatornya adalah perilaku investor yang masih "wait and see" terutama dalam menyikapi isu pemakzulan Presiden Donald Trump yang masih dibahas oleh parlemen AS.

Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah segera merealisasikan proyek-proyek kawasan industri termasuk mempercepat realisasi belanja untuk investasi sektor infrastruktur.

Sementara itu, Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya sebagaimana dilansir Antara memperkirakan tantangan dari sisi global maupun domestik masih membayangi ekonomi Indonesia pada 2020.

Tantangan tersebut adalah lesunya kinerja perdagangan global, pembenahan defisit neraca transaksi berjalan yang lambat, turunnya investasi langsung serta rencana kenaikan harga barang dan jasa.

Baca Juga:

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat, Pemerintah Diminta Kerja Lebih Serius

Indef, menurut Berly, melihat berbagai tantangan itu yang menghambat potensi Indonesia untuk tumbuh, sehingga ekonomi diperkirakan hanya mencapai 4,8 persen tahun depan.

"Kami melihat dari segi faktor ekspor menurun, jalur transmisi untuk investasi sepertinya tidak menikmati kenaikan," katanya.

Berbagai proyeksi yang beragam ini, memperlihatkan masih adanya ketidakpastian dalam tubuh ekonomi nasional, apalagi kondisi eksternal menjadi hantu yang menakutkan.

Namun, pembenahan yang terus dilakukan secara berkelanjutan merupakan kunci untuk mengatasi ketidakpastian global. Penguatan fundamental ekonomi itu perlu disertai dengan kondisi politik yang kondusif agar investor tidak ragu untuk menanamkan modal di Indonesia.(*)

Baca Juga:

Sri Mulyani: Investasi Bisa Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,6 Persen

#Pertumbuhan Ekonomi #Pertumbuhan Ekonomi Indonesia #Menteri Keuangan #Sri Mulyani Indrawati
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Penguatan aktivitas industri domestik, peningkatan permintaan negara mitra dagang utama, dan kuatnya daya saing produk ekspor Indonesia menjadi faktor pendorong.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] Luhut Kasih Peringatan Keras untuk Menkeu Purbaya: Jangan Sombong kalau Berbicara, Harus Tiru Jokowi!
Beredar informasi yang menyebut hubungan Ketua DEN Luhut Binsar Panjaitan dan Menkeu Purbaya tengah memanas, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] Luhut Kasih Peringatan Keras untuk Menkeu Purbaya: Jangan Sombong kalau Berbicara, Harus Tiru Jokowi!
Indonesia
Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Konsumsi rumah tangga pada kuartal III tetap solid meski mengalami perlambatan tipis dibandingkan kuartal sebelumnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
 Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Indonesia
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Dari sisi produksi atau lapangan usaha, industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi triwulan III dengan andil 1,13 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Kabar Gembira dari Menkeu Purbaya, Pemerintah akan Lunasi Utang Rakyat yang di Bawah Rp 5 Juta
Tidak ditemukan pengumuman resmi yang membenarkan klaim.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Kabar Gembira dari Menkeu Purbaya, Pemerintah akan Lunasi Utang Rakyat yang di Bawah Rp 5 Juta
Indonesia
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
program berupa penguatan hilirisasi dan investasi juga menjadi faktor penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Indonesia
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Indonesia
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Sementara inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar 6,70 persen dengan IHK sebesar 113,49
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tidak Takut Ditembak atau Diracun seperti Munir
Informasi ini diunggah akun TikTok “kemenkeurii” yang membagikan video isinya memperlihatkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedang diwawancara.
Frengky Aruan - Senin, 03 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tidak Takut Ditembak atau Diracun seperti Munir
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Minta Izin ke Rakyat untuk Menyewa Hacker Bobol Data Anggaran di DPR
Beredar isu Menkeu Purbaya memperkerjakan hacker untuk jebol informasi anggaran DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Minta Izin ke Rakyat untuk Menyewa Hacker Bobol Data Anggaran di DPR
Bagikan