‘Rebound Relationship’, Cinta Seutuhnya atau Sekadar Pelampiasan?

KETIKA putus cinta, wajar bila seseorang mengalami emosi yang cukup mendalam. Sedih, kecewa, merasa tidak berguna, menjatuhkan diri sendiri, mengurung diri di kamar, merupakan emosi yang biasanya dialami.

Terkadang, demi menghindari diri dari rasa sedih akibat putus, beberapa orang mungkin memilih untuk menjalin hubungan asmara dengan orang baru. Hubungan ini disebut dengan rebound relationship.

Hubungan seperti ini berisiko menjadi bentuk pelampiasan saja dan cepat berakhir. Sebab, rebound relationship cenderung tidak didasari atas cinta.

Baca juga:

Menolak Kalah dari Pandemi Corona, Dua Sejoli Memadu Kasih di Perbatasan Negara

Ada faktor penyebab kamu terjebak dalam rebound relationship. Salah satunya adalah kamu tidak terbiasa dengan kesepian dan membutuhkan seseorang yang selalu ada di sampingmu. Melansir laman Alodokter, berikut ciri-ciri rebound relationship.

1. Hubungan tidak serius

Secara tidak sadar, rebound relationship tidak memiliki keseriusan dan komitmen yang jelas di dalamnya. Ini umumnya terjadi karena hanya merupakan sebuah pelampiasan kekecewaan akibat kandasnya hubungan sebelumnya.

Ketika terjebak dalam rebound relationship, kamu tidak ada keinginan untuk membawa hubungan ini ke jenjang lebih serius. Kamu hanya mengisi waktu kekosongan dan seolah bermain untuk waktu yang singkat.

2. Membahas mantan kekasih

Setelah putus, di pikiranmu pasti masih dihantui oleh bayang-bayang mantan kekasih. Memantau media sosialnya, membaca obrolan kembali, atau melihat foto-foto di galeri gawaimu.

Bahkan, kamu kerap membandingkan dia dengan pasangan barumu, artinya kamu belum move on sepenuhnya. Perlu diketahui, beberapa orang merasa tidak nyaman ketika membahas mantan kekasihya dulu, lho.

Bila bayangan mantan masih menghantuimu, bisa jadi itu pertanda kamu masih mencintainya dan belum bisa memulai hubungan baru dengan orang lain.

Baca juga:

Yuk Rekatkan Hubungan Dengan Kekasih Lewat 3 Game Ini!

3. Tidak terbuka dan saling jujur

Hubungan yang sehat harus saling terbuka dan jujur kepada pasangan. Bukankah pasangan menjadi seseorang yang pantas menjadi tempat curahan hatimu?

Di awal hubungan ini, kamu dan pasangan seharusnya saling mengeksplorasi sifat satu sama lain, bukan justru merahasiakannya. Sebab, hubungan yang tidak didasari dengan keterbukaan dan kejujuran tidak akan bertahan lama.

4. Ingin memamerkan kekasih baru kepada mantan

Orang yang terjerat dalam rebound relationship memang belum sepenuhnya pulih dar rasa sakit akibat kegagalan hubungan terdaulu.

Bila kamu masih merasakan sakit, memamerkan pasangan barumu menjadi salah satu cara untuk membuat mantanmu cemburu melaui media sosial.

Dengan begitu, kamu akan dianggap oleh orang lain bahkan mantanmu rendah dan menimbulkan persepsi negatif. Lalu, apa dampaknya bagi diri sendiri?

Sebuah penelitian mengatakan rebound relationship justru memberikan dampak negatif pada diri sendiri. Kamu cenderung lebih rentan untuk mengalami ketergantungan pada sosok seseorang sehingga membuatmu kurang mandiri.

Selain itu, kamu juga merasa terlampau percaya diri atau narsis, yang bisa berdampak dengan berkurangnya rasa empati pada kekasih barumu atau orang lain.

Memiliki emosi dan perasaan negatif setelah putus cinta memang wajar. Namun, segera menjalin hubungan dengan orang baru bukanlah solusi yang tepat.

Sibukkan diri dengan kegiatan positif dan kembangkan dirimu menjadi pribadi yang semakin dewasa dan bijaksana. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik. (and)

Baca juga:

Pacar Sibuk Kerja? 5 Tips yang Harus Dilakukan