Pengamat Intelijen: Virus Corona Kemungkinan Hasil Rekayasa

Foto kondisi kota Hubei di Tiongkok, diambil dari atas terlihat sepi akibat virus Corona.ANTARA/HO
Merahputih.com - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menduga, wabah virus Corona yang mematikan merupakan senjata biologis. Tujuannya disebar untuk memperlemah negara asal virus tersebut, Tiongkok. Karena jika menganggap bahwa virus tersebut alamiah adalah sangat aneh.
"Hal yang mungkin terjadi adalah virus tersebut kemungkinan hasil rekayasa yang secara sengaja disebarkan (sebagai alat bioterorisme) atau tidak sengaja tersebar (kecerobohan)," katanya kepada Merahputih.com di Jakarta, Selasa (4/2).
Stanislaus mencontohkan adanya laboratoriun penelitian virus paling maju di Tiongkok dikenal dengan Wuhan Institute of Virology. Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare. Shoham juga menduga bahwa virus corona berasal dari laboratorium Wuhan.
"Dany Shoham, mantan perwira intelijen militer Israel yang mempelajari perang bio Cina, menyebutkan bahwa institut tersebut terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing. Shoham adalah doktor mikrobiologi medis dan analis senior intelijen militer Israel dengan pangkat Letnan Kolonel," terang Stanislaus.
Baca Juga:
Waspadai Penyebaran Corona di Stasiun, Setiap Penumpang Kereta Dibagikan Masker
Logika lainnya jika penyebaran ini memang disengaja oleh Tiongkok tentu kurang masuk akal karena jika ingin menyebarkan virus corona pasti bukan di daerahnya sendiri.
"Ada yang diuntungkan jika ekonomi Tiongkok merosot. Salah satunya adalah negara yang terlibat perang dagang terhadapnya," kata Stanislaus.
Beberapa bulan sebelum virus corona menyerang manusia, tepatnya pada Oktober 2019, Wuhan menjadi tuan rumah dari pelaksanaan The 2019 Military World Games.
Lebih dari 100 negara mengikuti acara tersebut. Acara seperti ini bisa menciptakan celah kerawanan, sehingga memudahkan pihak-pihak tertentu jika akan menyusupkan virus corona tersebut ke kota Wuhan.

Dilhat dari model ancaman yang terjadi serta celah kerawanan yang ada, maka dugaan kuat dari kasus penyebaran virus corona di Wuhan adalah akibat dari serangan sistematis aksi bioterorisme.
"Target dari bioterorisme adalah Tiongkok dan dengan sasaran khusus di Wuhan karena di kota ini terdapat pusat bisnis yang bisa berdampak terhadap ekonomi Tiongkok secara siginifikan," terang Stanislaus.
"Selain itu juga terdapat Wuhan Institute of Virology sehingga bisa menjadi bahan propaganda bahwa ini adalah kebocoran dari laboratorium tersebut," tambah dia.
Stansilaus melihat, propaganda yang mengarah kepada kecerobohan Tiongkok dan narasi-narasi menggiring opini bahwa virus corona ini menyebar karena kesalahan atau bahkan ulah Tiongkok terus terjadi, dengan dukungan banyak pihak yang mempunyai kepentingan medeskreditkan Tiongkok.
"Namun hal yang lebih penting adalah bagaimana semua pihak melakukan langkah-langkah yang tepat agar kasus virus corona ini tidak menjadi bencana global dan tidak menjadi inspirasi untuk melemahkan negara tertentu," ungkap dia.
Baca Juga:
Mahasiswi Masuk Ruang Isolasi Usai Pulang dari Tiongkok, RSUD Dr Moewardi Pastikan Negatif Corona
Stanislaus yakin, mejadian di Wuhan juga menjadi sinyal serius bagi intelijen Indonesia agar terus meningkatkan kemampuan deteksi dini dan cegah dini atas ancaman yang terus berubah.
"Ancaman saat ini bersifat asimetris, sulit ditebak, dan terjadi secara mendadak, bentuknya juga diluar dugaan tapi mempunyai dampak yang siginifikan. Indonesia harus waspada," tutup dia. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
