Mengintip Gladi Resik Drama Musikal Sekolah Spectrum


Drama musikal ABK menunjukan kemampuan berkesenian. (Foto: MP/Ikhsan Digdo)
MEREKA tampak semringah. Raut muka tiap siswa menunjukkan antusiasme mengikuti gladi resik pementasan drama musikal sekolah Spectrum bertajuk Kebo Iwa. Suasana pagi itu terasa hangat dan menyenangkan melihat pemandangan para ABK siswa sekolah Spectrum yang tengah mempersiapkan pementasan drama musikal mereka.
Para orangtua murid juga tampak hadir dalam gladi resik itu. Mereka mendampingi sang buah hati tercinta. Bagi anak ABK memang terlihat orangtua adalah seseorang yang selalu menyemangati mereka kapanpun.
Mereka sangat lucu. Rasa deg-degan dan gembira bercampur aduk. Gladi resik yang dilakukan di Titan Center, Bintaro itu berlangsung di pagi hari. Seluruh siswa sekolah Spectrum dari tingkatan TK sampai SMA terlibat dalam drama musikal yang merupakan pentas seni rutin tahunan.

"Ini sudah agenda tahunan. Kita mencari wadah agar mereka menunjukkan bakat," papar Aditya Bernardi, wakil kepala Sekolah Sekolah Spectrum kepada merahputih.com.
Setiap dari mereka mengenakan seragam sekolah. Supaya gampang saat selesai gladi resik, ya, mereka harus kembali ke sekolah.Namun ada juga yang menggunakan baju bebas. Mungkin agar terlihat lebih leluasa dan serius di atas panggung.
Gladi resik dibuka dengan Tarian Pendet dari Bali. Dua siswa perempuan bernama Alya dan Gauri melakukan tarian itu. Mereka memang berkebutuhan khusus, tapi jangan tanya, gerakan mereka begitu gemulai. Lantunan musik selalu mereka coba samakan dengan gerakan. Hasilnya sangat cakap.
Sesekali salah satu dari mereka lupa gerakan. Namun mereka tetap berusaha kembali mengikuti gerakan dan kompak lagi. Wajah keduanya juga terlihat gembira. Seakan tarian ialah teman mereka. Tak bohong, gerakan tarian mereka bak penari profesional.
Sebelum dilanjutkan, tidak lupa mereka berdoa terlebih dulu. Bukan seorang guru yang memimpin doa, melainkan salah seorang murid.
"Ayo berdoa dulu ya sebelum mulai," ajak salah seorang guru.

Dengan memakai baju berwarna biru anak perempuan itu memimpin doa, lucu banget. Doa dilakukan dengan membaca surat Al-Fatihah.
"Wassalammualaikum warahmatullahiwabarakatu," ucap anak itu usai membaca Al Fatihah.
Tanpa menunggu lama gladi resik pun dimulai. Adegan pertama dibuka dengan sebuah dialog antara dua murid yang berperan sebagai sepasan suami istri orangtua Kebo Iwa. Dialog menggunakan dubbing yang sebelumnya direkam terlebih dulu oleh masing-masing pemain.
Kekurangan yang mereka miliki benar-benar tidak menghalangi kebolehan mereka dalam berakting. Mereka hafal dialog tanpa lupa sedikitpun. Gerak bibir mereka juga selalu tepat dengan rekaman dubbing.
Namanya drama musikal tidak lengkap jika tidak ada penamplilan menyanyi. Ya, benar sekali, setelah adegan selesai, selalu dilanjutkan dengan nyanyian sambil melakukan tarian. Beberapa dari mereka sangat lihai melakukan gerakan tarian.
Ada juga yang sedikit malu, mereka hanya bergerak sedikit dan ada pula yang lupa gerakan. Namun para guru yang hadir tidak pernah menyerah. Mereka selalu mendampingi di atas panggung sambil mengarahkan gerakan. Guru yang di bawah panggung juga membantu dengan memberikan isyarat.
"Ayo seperti ini ya," kata guru itu.

Selain itu beberapa dari mereka suka lupa untuk maju ke tengah panggung, mereka terlalu ke belakang. Namun berkat hadirnya guru pembimbing mereka di setiap sudut panggung, mereka selalu terarah dan melakukan akting dengan rapi.
Merahputih.com menonton gladi resik itu sampai habis. Durasinya kira-kira 120 menit. Sepanjang latihan mereka tampak sangat antusias, tidak ada kata lelah. Sesekali mereka tertawa karena sangat senang dapat berada di atas panggung.
Para orangtua yang hadir pun turut memberikan semangat kepada mereka. Selain senang mereka sangat merasa nyaman dengan adanya kehadiran orangtua tercinta.
Penampilan drama musikal yang akan dihelat 13 Mei itu melibatkan seluruh siswa Spectrum pada tahun ajaran ini berjumlah 76 orang. Porsi keterlibatan mereka juga masing-masing. Ada yang hanya sedikit dan tentunya pemeran utama alias Kebo Iwa memiliki peranan paling besar.
Bagi pemeran penting merupakan murid yang terpilih karena sudah bisa berkomunikasi secara verbal dengan baik. Namun bagi yang dengan kemampuan verbal kurang, tetap mendapatkan peran. Setiadaknya di atas panggung mereka akan melakukan tarian kelompok bersama teman-teman sekelas.
"Ada yang butuh tampil beberapa kali baru berani di atas panggung. Jadi prinsipnya semua anak harus tampil," tambah Adit.
Namun menurut Adit bukan sekadar penampilan inti dari penyelanggaraan drama musikal ini. Tidak lain sebagai proses pembelajaran kepada ABK agar bisa mengenal publik. Karenanya drama musikal menjadi salah satu kesenian yang dipilih. Ini meliputi akting, nyanyian, dan tarian.
"Karena di situ sudah sepaket ya (drama musikal). Dari musiknya, tarinya, lakon-lakonnya. Siswa kita ada yang secara verbal mampu dan ada yang kurang," ungkap Adit.
Wah penasaran ya seperti apa pempilan mereka nanti. Jangan lupa nonton ya nanti Sahabat Merah Putih di Titan Center. Aksesnya mudah dan tempatnya juga keren banget lho! (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Anung Tegaskan Ingin Jadikan Jakarta sebagai Destinasi Olahraga Internasional hingga Difabel

Raih 10 Emas, Indonesia Juara Umum Para Badminton Internasional 2024

KPU Tampung Desakan Jadikan Difabel Petugas KPPS Pilkada

2 Orang Difabel Bakal Ikut Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana

Pemerintah Kulon Progo Hadirkan Program Wisata Ramah Difabel ‘Laku Wirasa’

Putri Ariani Bikin Simon Cowell Kehabisan Kata-kata dan Lolos Ke Babak Final AGT

Pemprov Libatkan Difabel dalam Penghijauan Jakarta

Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Inspiratif Nikki Hind Desainer Tunanetra Australia

Yuk, Belajar Jenis dan Etika Berinteraksi dengan Teman Disabilitas

Mindfulness dan Inklusivitas Johnson and Johnson Beri Ruang Bagi Tiap Individu
