Lonjakan Kasus COVID-19 Jabar 'Oleh-Oleh' Lebaran
Ketua Harian Satgas COVID-19 Jabar Daud Achmad (kiri). (Foto: MP/Humas Jabar)
MerahPutih.com - Satgas COVID-19 Jabar mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 tembus 1.000 orang per hari terjadi akibat libur Lebaran Mei lalu. Lonjakan ini terjadi karena kendurnya protokol kesehatan dan tingginya pergerakan masyarakat.
“Inilah kakaren (oleh-oleh) Lebaran. Dari sebelum Lebaran kita sudah wanti-wanti, setiap libur panjang terjadi lonjakan,” kata Ketua Harian Satgas COVID-19 Jabar Daud Achmad, dalam jumpa pers daring di Bandung, Jumat (11/6).
Catatan Satgas COVID-19, pada libur panjang 2020 lalu, kenaikan kasus baru COVID-19 mencapai 80 persen.
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Tangsel Terpapar COVID-19, Diduga Sering Terima Tamu dan Kunjungan
“Sekarang terjadi lagi. Sudah diantisipasi dengan adanya larangan mudik walau kenyataannya ada yang lolos. Bisa dibayangkan kalau tidak ada larangan mudik, pembatasan lalu lintas, kejadiannya akan lebih dari sekarang,” kata Daud.
Peningkatan kasus COVID-19 tersebut terjadi karena tingginya pergerakan masyarakat pada libur Lebaran. Pergerakan tersebut terus berlangsung sampai saat ini.
“Tanggal 13 Mei sebelum dan setelah Idulfitri masih ada pembatasan. Selesai pembatasan, orang makin banyak yang keluar. Terjadilah sekarang kenaikan kasus,” katanya.
Menurutnya, kenaikan kasus paling mencolok terjadi di Bandung Raya, dan kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek), serta Karawang dan Cirebon.
Baca Juga:
RSUD Al Ihsan: Sudah 2 Minggu Tempat Tidur Pasien COVID-19 Penuh 100 Persen
Satgas COVID-19, kata Daud, tak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan lain-lain. Sebab selain vaksinasi, prokes merupakan satu-satunya cara meredam pandemi COVID-19.
“Untuk kendalikan wabah hanya itu jalannya, 3T (pelacakan kontak) bagi pemerintah, dan 5M bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, jika tidak ada kepentingan mendesak. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Politikus PDIP Nilai Sekarang Saatnya Jokowi 'Tarik Rem' Redam Lonjakan Kasus COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Selebgram Lisa Mariana dan Pria Bertato Tersangka Peredaran 3 Video Mesum
Bencana Alam di Ciamis Terjadi di 12 Titik pada Minggu, Paling Banyak Tanah Longsor
Di Jawa Barat, Terpidana di Bawah 5 Tahun Akan Dihukum Kerja Sosial Agar Produktif
Bakal Jadi Tempat Maintenance Pesawat Milik Kementerian, Bandara Kertajati Disuntik Modal Rp 100 Miliar
Bandung Ingin Dicitrakan Sebagai Kota Pendidikan
Panduan Cerdas Memilih Kost di Bandung: Jangan Hanya Lihat Harga dan Lokasi
Ini Kasus Dugaan Korupsi Yang Bikin Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejaksaan
Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Dugaan Kasus Korupsi, Bukan OTT Kejaksaan
Ramai Dana Pemprov Jabar Mengendap di Bank, Dedi Umumkan Posisi Kas Umum Daerah Tiap Pekan
Dewan Gerindra Desak BPKN Selidiki Temuan Sumber Air Aqua dari Sumur Bor di Subang