KNKT Beberkan Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul
Kondisi bus wisata saat menabrak tebing. (Foto: MP/Twitter Polres Bantul)
MerahPutih.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan bus wisata PO Gandhos Abadi di Bantul yang menyebabkan 13 korban meninggal, Minggu (6/2). Hasil investigasi penyebab kecelakaan faktor angin tekor yang membuat rem tidak berfungsi.
PLT Sub Komite LLAJ KNKT, Achmad Wildan mengatakan, kesimpulan sementara, tim KNKT menyebut jika penyebab kecelakaan faktor angin tekor yang membuat rem tidak berfungsi. Pihaknya menemukan fakta bahwa jalanan di tempat itu cukup berbahaya untuk bus besar.
Baca Juga
Kartu Izin Angkut Sopir Bus Kecelakaan Maut di Bantul Kadaluarsa
"Kami temukan faktual di lapangan jika rute bus dari Tebing Breksi ke lokasi kecelakaan sangat curam untuk bus besar," kata Wildan saat ditemui di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Selasa (8/2).
Dikatakannya, pasca kejadian itu KNKT merekomendasikan terkait road hazard mapping, pemetaan bahaya rute lintasan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini sangat penting karena medan lokasi wisata tidak semua bisa diakses bus.
"Kami akan sampaikan ke Dishub DIY dan Bina Marga DIY rute bus bisa dievaluasi," ucap dia.
Tak cuma menemukan fakta lintasan berbahaya, kata dia, KNKT juga memeriksa kendaraan yang terlibat kecelakaan itu. Pemeriksaan itu meliputi sistem remnya, salurannya, air tank, compressor.
“Semuanya masih berfungsi normal. Artinya kendaraan ini secara teknis bisa ngerem, nggak ada masalah dengan sistem pengereman, faktor lain terjadi sampai terjadi lakalantas, “ tegas dia.
Baca Juga
8 Korban Kecelakaan Bus di Imogiri Bantul Dimakamkan Satu Liang Lahat
Ia mengatakan KNKT kemudian melakukan pemeriksaan roda. Pihaknya menemukan fakta kondisi roda berfungsi dengan baik. Selain itu juga kanvas dan tromol dalam kondisi normal dan tidak ada masalah.
“Jadi nggak ada masalah di sistem rem, sistem roda. Secara teknis, harusnya mobil ini tidak ada masalah untuk mengerem," pspar dia.
Ia juga mengungkap fakta baru dari keterangan pendamping sopir, sopir utama saat mengemudikan bus di jalur yang menurun itu menggunakan gigi tiga. Padahal kontur jalan menurun terus dan berkelok-kelok.
“Dengan gigi tiga bus itu mendorong melakukan kecepatan dengan tinggi. Bukan karena perputaran mesin tapi gaya gravitasi bumi. Jadi pengemudi tidak ngegas sama sekali,” ujar dia.
Ia menambahkan, kesulitan pengereman yang dilakukan pengemudi bukan karena malfungsi kendaraan tetapi faktor angin tekor. Sistem rem pneumatik ini tidak boleh dalam kondisi anginnya kurang dari enam bar.
"Bus melaju dengan kecepatan tinggi lalu mengerem untuk menghindari tikungan. Pada titik menjelang bus jatuh, sopir kesulitan mengerem karena kondisi angin berkurang," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Jasa Raharja Jamin Biaya Perawatan Korban Kecelakaan Bus Wisata di Bantul
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Mahasiswi Universitas Pakuan Jatuh Dari Lantai 3 Gedung FEB, Kampus Terlusuri Penyebabnya
Pemprov DKI Bakal Tanggung Seluruh Biaya Pemotor yang Tewas Terlindas Mikrotrans
Kecelakan Truk Tangki BBM di Ciajur, Sebabkan 1 Korban Luka Serius, 6 Ruko dan 3 Rumah Hangus Terbakar
Truk Tangki Minyak Sayur Kecelakaan, Jalan Cakung-Cilincing Serasa Arena 'Ice Skating' Dadakan
4 Orang Meninggal Dunia dalam Tabrak Lari di Sragen, Pelaku Langsung Ditangkap Polisi
Kecelakaan Maut Bus PO Haryanto di Batang, ini Daftar 3 Tewas dan 20 Penumpang Luka
Bus PO Haryanto Alami Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Batang, 3 Orang Tewas dan 20 Penumpang Luka Parah
Bus PO Haryanto Oleng dan Terguling Mengerikan di Tol Semarang-Batang, Korban Tewas dan Luka Berjatuhan
Tragis, Diduga Pengemudi Mengantuk, Mobil Travel Daytrans Bandung -Jakarta Kecelakaan di Tol Perbaleunyi hingga Sebabkan Korban Tewas
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa