Kenaikan Harga BBM Bakal Berdampak pada Daya Beli Buruh
Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat ditemui di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (15-6-2022). ANTARA/Walda Marison/aa.
MerahPutih.com - Partai Buruh bersama elemen serikat buruh, serikat petani, dan organisasi sipil lainnya menolak rencana kenaikan harga BBM termasuk gas 3 Kg. Terdapat beberapa alasan mengapa Partai Buruh menolak kenaikan BBM.
Pertama, kenaikan BBM akan meningkatkan inflansi secara tajam. Bahkan dia memprediksi, inflansi bisa tembus di angka 6,5 persen. Hal itu akan berdampak pada daya beli rakyat kecil yang semakin terpuruk.
Baca Juga:
Tolak Kenaikan BBM, Fraksi Demokrat Teriakkan AHY Presiden 2024 di Rapat Paripurna DPR
"Khususnya buruh pabrik yang selama 3 tahun tidak naik sudah menyebabkan daya beli turun 30 persen. Kalau BBM naik, bisa-bisa daya beli mereka turun hingga 50 persen," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal kepada wartawan, Selasa (23/8).
Said Iqbal menekankan, kebijakan Partai Buruh pro subsidi dan jaminan sosial. Karena itu, ia menegaskan pihaknya akan menentang segala bentuk pencabutan subsidi.
Alasan kedua, tingkat upah di kalangan buruh yang tidak naik juga akan berdampak pada banyaknya PHK akibat kenaikan harga barang. Perusahaan juga akan melakukan efisiensi akibat biaya energi yang meningkat.
Ketiga, tidak tepat membandingkan harga BBM di suatu negara dengan tidak melihat income perkapita. Indonesia harga pertalite akan dinaikkan di angka 10.000-an per liter.
Dibandingkan dengan Amerika yang 20-an ribu, Singapore 30-an ribu, ia mengamini harga pertalite di Indonesia memang rendah.
"Kalau melihat income per kapita, Singapore sudah di atas 10 kali kipat dibandingkan dengan kita. Jadi perbandingannya tidak apple to apple," imbuhnya.
Baca Juga:
Rencana Kenaikan Harga BBM, Pemerintah Masih Susun Skema Penyesuaian Subsidi
Menurut Said Iqbal, tidak tepat jika membandingkan harga BBM dengan tidak melihat kemampuan daya beli masyarakat.
Sedangkan alasan keempat, kalau arahnya adalah menuju energi terbarukan, itu hanya akal-akalan. Sebab, BUMN dan perusahaan-perusahaan besar masih menggunakan energi fosil, batubara, diesel, hingga sollar.
Kelima, saat ini premium sudah hilang di pasaran, kecuali daerah tertentu. Dengan demikian jangan berdalih, ketika pertalite naik, masyarakat bisa menggunakan premium. Karena saat ini pertalite banyak digunakan masyarakat bawah. Setidaknya ada 120 juta pengguna motor di Indonesia.
"Partai Buruh mendesak pemerintah untuk memastikan tidak ada kenaikan harga BBM," tegasnya.
Solusi yang ditawarkan, kata Iqbal, dipisahkan antara pengguna BBM yang bersubsidi dengan tidak bersubsidi. Misalnya sepeda motor, angkutan umum, dan kendaraan publik yang lain, BBMnya tidak ada kenaikan.
“Sedangkan untuk mobil, menggunakan tahun pembuatan. Misalnya yang diproduksi tahun 2005 ke bawah, tidak mengalami kenaikan harga petalite,” beber dia.
Selain itu, sebelum energi terbarukan siap beroperasi, sepanjang itu pula harga BBM tidak perlu dinaikkan. Partai Buruh juga ingin memastikan, agar energi terbarukan siap demi melindungi masa depan umat manusia. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Pertamina Dapat 800 Keluhan Soal Motor Berebet Usai Pakai Pertalite
Kecelakan Truk Tangki BBM di Ciajur, Sebabkan 1 Korban Luka Serius, 6 Ruko dan 3 Rumah Hangus Terbakar
BBM BP 92 Kembali Tersedia, Harganya Turun Mulai 1 November
Berlaku Mulai 1 November, Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Dex dan Dexlite Naik
Pertalite Diduga Picu Kerusakan Kendaraan di Jatim, Komisi VI DPR Bakal Panggil Pertamina
Pertalite Bikin Banyak Motor Mogok di Jatim, DPR Tegur Pertamina: Jangan Cuma Bilang "Hasil Uji Baik”
BBM RON 92 Kini Kembali Tersedia di SPBU BP, Berikut Daftar Lokasinya
Kementerian ESDM Tidak Temukan Masalah BBM Yang Bikin Kendaraan Brebet di Jawa Timur, Kualitas Pertalite Baik
Motor Brebet Setelah Diisi Pertalite, Pertamina Harus Tanggung Biaya Perbaikan
Perusahaan Otomotif Jepang Bakal Investasi Bangun Pabrik Etanol di Indonesia, Mobil Jepang Sudah Bisa Pakai BBM Capuran Etanol