Kehadiran BPRS di Tengah Pertumbuhan Perusahaan Fintech
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia memiliki banyak potensi. (Foto: Unsplash/Sean Pollock)
PERTUMBUHAN industri syariah khususnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia masih mendapat banyak tantangan dari berbagai lini. Contoh paling mudahnya ialah hadirnya berbagai perusahaan fintech yang sedikit banyak menghadirkan disrupsi bagi pelaku industri keuangan di dalam negeri.
Selain itu, tantangan juga hadir dari segi regulasi, infrastuktur teknologi, dan sumber daya manusia. Namun di sisi lain, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang jika diimbangi dengan kemajuan keuangan syariah secara digital.
Baca juga:
Mobile Banking, Jawaban Transaksi Keuangan Aman saat Pandemi
Berdasarkan data OJK, total aset keuangan syariah di Indonesia pada Desember 2020 mencapai Rp1.802,86 triliun dengan market share 9,9%. Aset tersebut meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp608,9 triliun, industri keuangan non-bank (IKNB) syariah sebesar Rp 116,3 triliun, dan pasar modal syariah Rp1.077,6 triliun.
Pertumbuhan aset keuangan syariah ini mencapai 22.79% secara year-on-year. Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia juga diakui secara global dengan naiknya peringkat Indonesia menjadi peringkat 4 di tahun 2020 dari peringkat 5 di tahun sebelumnya pada State of Global Islamic Economy Report 2020/2021.
Melihat potensi dan optimisme tersebut, salah satu bank syariah berupaya menjadi yang terdepan dalam menghadirkan layanan syariah secara digital dengan memberikan solusi paket layanan digital bagi BPRS. Melalui paket layanan digital, BPRS akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan transfer in & transfer out dari dan ke bank lain. Baik itu Bank Umum konvensional dan syariah, unit usaha syariah, serta BPRS lainnya.
Selain itu, ada juga kemudahan pembayaran tagihan berbasis virtual account dengan menggunakan fitur Bill Payment, sampai dengan fitur pembukaan rekening secara online dengan API baik melalui Website maupun melalui aplikasi nasabah.
Ke depannya, masih banyak lagi layanan yang dapat di gunakan oleh BPRS seperti tarik tunai di ATM, penarikan tunai di convenience store, fasilitas pooling fund, sampai dengan pembiayaan bagi BPRS.
Baca juga:
Yuk Beralih Ke Transaksi Keuangan Digital untuk Cegah virus Corona
Herwin Bustaman, Direktur Unit Usaha Syariah PermataBank mengatakan paket layanan digital diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh BPRS saat ini.
Selain itu, melalui layanan digital pertama yang diberikan oleh bank syariah Indonesia, pihaknya ingin terus menunjukkan komitmen dan menjadi yang terdepan dalam menghadirkan berbagai layanan perbankan syariah yang terpercaya dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Inovasi ini akan meningkatkan kualitas customer experience bagi BPRS, sehingga akan memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan bisnis BPRS serta industri keuangan syariah di Indonesia kedepannya," kata Herwin.
Sebagai bagian dari sosialiasi dari program ini, PermataBank Syariah juga telah melakukan serangkaian webinar sejak April hingga Mei 2021. (ikh)
Baca juga:
Susan Bachtiar Gunakan Layanan Perbankan untuk Kesejahteraan Keluarga
Bagikan
Berita Terkait
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Ramalan Zodiak 12 November 2025: Keuangan Seret dan Asmara Diuji, Begini Solusinya!
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
Ramalan Zodiak, 10 November 2025: Masalah Asmara dan Keuangan, Ada Solusi?