Ngaku Pencinta Dunia Antariksa? Wajib Tahu Jenis Teleskop di Obsevatorium Bosscha

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 24 November 2018
Ngaku Pencinta Dunia Antariksa? Wajib Tahu Jenis Teleskop di Obsevatorium Bosscha

Teleskop Bamberg. (Foto: bosscha.itb.ac.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JALAN-JALAN ke Kota Bandung enggak melulu urusan makan dan belanja baju di factory outlet. Ada juga lo destinasi sejarah dan edukasi di 'Kota Kembang'. Sayang banget deh kalau kamu melewatkannya.

Salah satu destinasi yang wajib kamu datangi ialah Observatorium Bosscha. Objek wisata ini berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Buat kamu yang pelajar atau punya minat akan ilmu astronomi, Observatorium Bosscha jadi tempat wajib untuk dikunjungi. Di sini, kamu bisa berwisata sambil belajar mengenai keantariksaan.

Jalan-jalan ke Ovsebatorium Bosscha lebih afdal dengan mengenal alat-alat keantariksaan yang digunakan di sana. Masyarakat mungkin hanya akan mengetahui teropong besar yang ada di dalam kubah raksasa saja. Padahal masih ada 12 teleskop lagi dengan fungsi berbeda-beda.

Teleskop yang aktif digunakan untuk kebutuhan penelitian hanya enam teleskop, sementara sisanya digunakan untuk pendidikan. Berikut enam teleskop yang biasa digunakan untuk keperluan penelitian, seperti dikutip Antara.

1. Teleskop GAO Remote Telescope System

Teleskop GAO-ITB-RTS. (Foto: bosscha.itb.ac.id)
Teleskop GAO-ITB-RTS. (Foto: bosscha.itb.ac.id)

Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm). Teleskop tersebut berada dalam ruangan dengan atap geser. Teleskop GAO dapat mengamati penampakan salib selatan yang tidak bisa diamati di belahan bumi lain seperti Jepang dan Amerika Serikat. Biasanya teleskop ini digunakan spektroskopi atau objek-objek yang membentang seperti planetari nebula, supernova, komet, dan benda-benda lain seperti bintang.

"Jadi untuk kebutuhan penelitian kami bekerja sama dengan Observatoriumnya Jepang. Kami silih berbagi data terutama penampakan langit. Jepang tidak bisa melihat penampakan langit selatan dan kita tidak bisa mengamati langit belahan utara," ujar salah satu staf Bosscha, Agus Triono, yang biasa mengamati penampakan melalui teleskop GAO.


2. Teleskop STEVia (Survey Telescope For Exoplanet and Variable Star)

Teleskop STEVia dari dekat. (Foto: bosscha.itb.ac.id)
Teleskop STEVia dari dekat. (Foto: bosscha.itb.ac.id)

STEVia merupakan tipe teleskop reflektor Schmidt-Cassegrain dengan diameter cermin utama 27,9 cm dan panjang fokus 1,76 meter. STEVia dilengkapi dengan teleskop guider yang berfungsi untuk menjaga kestabilan gerakan teleskop utama sehingga mampu mengikuti objek langit dalam waktu lama.

Teleskop ini menggunakan sistem kendali komputerisasi dan dapat dikendalikan secara jarak jauh dengan jaringan internet. Teleskop STEVia digunakan untuk penelitian mencari planet-planet baru yang ada di bintang-bintang.

Denny Mandey menjelaskan, teropong ini baru dimiliki lembaga tersebut pada tahun 2014 dengan fokus mencari planet di gugusan bintang. Fokus penelitian dilakukan secara terus-menerus selama langit cerah.

Denny mencontohkan adanya indikasi bintang dapat dilihat dari pendar cahaya. Apabila cahaya bintang redup secara tiba-tiba, kemungkinan ada planet yang melintas.


"Prinsipnya seperti melihat gerhana matahari cahaya redup kan? Kita liatin terus nanti kalau beruntung ada planet yang lewat di depannya cahayanya redup. Cara lain dengan melihat bintangnya itu diam atau goyang-goyang. Kalau dia menunjukan gejala seperti itu kemungkinan ada bintangnya," katanya.

STEVia juga digunakan dalam pengamatan objek dan peristiwa langit yang berlangsung singkat, seperti supernova dan okultasi bintang.


3. Teleskop Surya

Teleskop surya. (Foto: bosscha.itb.ac.id)
Teleskop surya. (Foto: bosscha.itb.ac.id)

Teleskop Surya ini terdiri dari tiga buah teleskop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Teleskop Surya digunakan untuk mengamati aktivitas di permukaan matahari, terutama bintik matahari (Sunspot) dan lidah api (prominesa). Penelitian aktivitas matahari ini begitu penting karena berhubungan dengan cuaca antariksa yang berdampak pada iklim di bumi, operasional satelit, saluran komunikasi, dan keselamatan penerbangan.

Denny sempat menceritakan mengenai siklus hidup matahari dari mulai terbentuk hingga sekarang. Menurutnya, saat ini manusia sedang hidup sekitar 4,5 miliar tahun usia matahari.

#Wisata Jawa Barat #Obsevatorium Bosscha #Wisata Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Fun
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Jakarta Premium Outlets tidak hanya menjadi surga belanja bagi para pencinta fashion, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi belanja kelas dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Fun
4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling
Pulau Enggano memiliki berbagai wisata alam hingga bahari yang layak diacungi jempol karena keasliannya yang terjaga.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling
Travel
Monumen Kapal Lampulo, Saksi Bisu Dahsyathya Tsunami Aceh
Monumen Kapal Lampulo menjadi ikon sekaligus pariwisata edukatif terkait bencana tsunami Aceh.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Desember 2024
Monumen Kapal Lampulo, Saksi Bisu Dahsyathya Tsunami Aceh
Travel
5 Destinasi Wisata untuk Habiskan Pergantian Tahun di Sumatra Utara
Sumatra Utara punya segudang tempat wisata apik untuk dikunjungi saat libur Nataru 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 12 Desember 2024
5 Destinasi Wisata untuk Habiskan Pergantian Tahun di Sumatra Utara
Fun
3 Destinasi Sejuk Dalam Negeri untuk Liburan Akhir Tahun
Libur akhir tahun jadi waktu yang tepat untuk melepaskan diri sejenak dari kesibukan sehari-hari.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 20 November 2024
3 Destinasi Sejuk Dalam Negeri untuk Liburan Akhir Tahun
Travel
Kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, Denda Buat Jingle untuk Labuan Bajo
Musisi Denda persembahkan jingle untuk promosikan wisata Labuan Bajo.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 14 November 2024
Kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, Denda Buat Jingle untuk Labuan Bajo
Fun
IShowSpeed Belajar Kosakata 'Minggir Lo Miskin' di Yogyakarta
IShowSpeed belajar bahasa lokal saat berkunjung ke Yogyakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 22 September 2024
IShowSpeed Belajar Kosakata 'Minggir Lo Miskin' di Yogyakarta
Travel
Jelajahi Keindahan dan Pengalaman Liburan dengan Kapal Liveaboard di Labuan Bajo
Liveaboard di atas kapal jadi pengalaman liburan tak terlupakan di Labuan Bajo.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 02 September 2024
Jelajahi Keindahan dan Pengalaman Liburan dengan Kapal Liveaboard di Labuan Bajo
Travel
5 Tempat Wisata Sejarah di Banten, Penuh Peninggalan Kesultanan
Banten menyimpan banyak peninggalan sejarah yang masih dapat disaksikan hingga kini.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 Juli 2024
5 Tempat Wisata Sejarah di Banten, Penuh Peninggalan Kesultanan
Travel
5 Destinasi Wisata Favorit Wisatawan di Provinsi Banten
Dari pantai hingga wiasata desa budaya terdapat di Banten.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 Juli 2024
5 Destinasi Wisata Favorit Wisatawan di Provinsi Banten
Bagikan