Teleskop ini merupakan teleskop paling baru di Observatorium Bosscha. Secara umum teleskop ini digunakan untuk penelitian, survei, dan deteksi planet di bintang lain. Selain itu juga acap kali digunakan untuk penelitian asteroid berjarak dekat dengan bumi. Studi lain yang juga menggunakan teleskop ini adalah penelitian dan pengamatan berkala bintang variabel.
Teleskop yang terpasang di gedung surya ini dapat berjalan sepenuhnya secara otomatis dan beradaptasi terhadap kondisi langit dan lingkungan. Teleskop robot ini juga sepenuhnya dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan hubungan internet.
Teropong Bamberg termasuk jenis refraktor yang ada di Observatorium Bosscha, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Jangkauan teleskop ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat.
Untuk objek langit yang berada di langit utara atau azimut sektor Timur-Utara-Barat tak dapat dijangkau oleh teleskop ini. Teropong Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, serta fotometri gerhana bintang, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda Delta Capricorni.
Teropong ini juga digunakan untuk pengamatan matahari dan permukaan bulan. Saat ini teleskop terbesar kedua di Observatorim Bosscha sudah tidak digunakan untuk penelitian, seiring dengan hadirnya teropong baru dengan teknologi canggih. Meski begitu, Bamberg tidak mati suri dan sering digunakan untuk pendidikan publik, misalnya pada malam umum, untuk melihat kawah bulan, bintang ganda visual, gugus bintang, planet-planet, dan benda langit lainnya secara langsung melalui okuler teropong.
Teleskop ganda Zeiss 60 cm ini berada pada satu-satunya gedung kubah di Observatorium Bosscha yang telah menjadi landmark Bandung utara selama lebih dari 90 tahun. Di banding dengan teleskop-teleskop lainnya, masyarakat akan lebih mengenal teropong dalam kubah besar ini. Bahkan banyak yang mengira bahwa teleskop ini adalah teropong Bosscha. Kubah Bangunan teropong dirancang oleh arsitek K C P Wolf Schoemacher, yang juga guru Presiden Soekarno. Teleskop dan gedung kubah ini merupakan sumbangan dari K A R Bosscha yang secara resmi diserahkan kepada Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda pada bulan Juni 1928. Kubah gedung memiliki bobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.
Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama adalah 60 cm dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari berdiameter 40 cm.
Medan pandang teleskop pencari adalah 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan purnama. Medan pandang langit yang luas ini memudahkan untuk mengidentifikasi bintang yang hendak diamati, dibandingkan dengan citra bintang di langit melalui peta bintang. Teleskop ini dapat mengamati bintang-bintang yang jauh lebih lemah cahayanya, kurang lebih 100.000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat oleh mata telanjang.
Teropong ganda Zeiss ini khusus untuk mengamati benda langit tertentu, seperti bintang ganda visual. Hingga saat ini terdapat koleksi sekitar 10.000 data pengamatan bintang ganda visual yang diperoleh dengan menggunakan teleskop Zeiss.
Selain itu, juga digunakan untuk pengukuran paralak bintang guna penentuan jarak bintang. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Observatorium Bosscha, Berawal dari Mimpi Seorang Belanda Kelahiran Madiun