Indonesia Bikin Kelompok Kerja Kerja Sama Ekonomi Dengan Tiongkok


Ilustrasi Layanan Logistik. (Foto: Pelindo).
MerahPutih.com - Indonesia terus menekan defisit perdagangan dengan Tiongkok atau China. Paling tidal, padasemester pertama 2020 atau masa pandemi COVID ini, defisit bisa ditekan sampai 46,08 persen. Ekspor Indonesia naik dan nilai impor dari China menurun.
Nilai ekspor Indonesia ke China meningkat 11,74 persen menjadi 13,77 miliar dolar AS (sekitar Rp203,38 triliun) pada semester I 2020 dibandingkan nilai ekspor pada semester I 2019, yakni sebesar 12,32 miliar dolar AS (sekitar Rp181,96 triliun). Kenaikan ekspor itu diiringi dengan penurunan impor dari China ke Indonesia sebesar -11,86 persen.
"Maka angka defisit Indonesia dapat ditekan sebesar 46,08 persen," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat jumpa pers virtual usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Pemerintah China di Kota Sanya, Hainan, China, Kamis (20/8).
Baca Juga:
Bahas Vaksin COVID-19, Erick dan Retno Terbang ke Tiongkok
Terkait dengan peningkatan kerja sama dagang dua negara, Retno mengusulkan pembentukan kelompok kerja bersama untuk perdagangan dengan China dalam pertemuan tersebut.
"Indonesia mengusulkan Joint Working Group for Trade guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan dan memfasilitasi semakin dibukanya pasar China bagi produk Indonesia," ujar Retno.

Sejauh ini, China masih menempati urutan kedua untuk nilai investasi terbesar di Indonesia. Di atas China, Singapura menempati urutan pertama sebagai negara dengan penanaman modal terbesar di Indonesia.
Retno juga menyampaikan investasi China di Indonesia meningkat pada semester I 2020. Tercatat, untuk semester I 2020, terjadi peningkatan investasi dari 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp32,49 triliun) jadi 2,4 miliar dolar AS (sekitar Rp35,45 triliun), atau meningkat sembilan persen dibanding semester pertama 2019.
Baca Juga:
Tiongkok Konfirmasi Kunjungan Menlu Retno Saat Pandemi COVID-19
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Bitcoin dan Ethereum Ikut Terpengaruh, Trader Crypto Perlu Waspadai Dampak Peristiwa Global

Pasar Derivatif Kripto Indonesia Menggeliat, Pintu Catat Peningkatan Signifikan

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tokenisasi Aset Saham Global untuk Investor Kripto Mulai Diperdagangkan Secara On-chain

Strategi Arbitrase dalam Trading Kripto, Cara Cerdas Raih Keuntungan dari Fluktuasi Harga

Mengenal Pembaruan Hard Fork dan Soft Fork pada Bitcoin

57 Dari 78 WNI di Nepal Sudah Pulang ke Indonesia, Kondisi Ibu Kota Sudah Kondusif

Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi

Empat Alasan Cryptocurrency Memiliki Nilai Signifikan dan Layak Dipertimbangkan Sebagai Aset Investasi Jangka Panjang

Analisis Sentimen Pasar Bisa Jadi Strategi Pahami Dinamika Harga Aset Kripto
