Google Dituntut Karena Kualitas Stadia


Google disebut memberikan klaim palsu tentang kualitas Stadia. (Foto: Gaming Bible)
BELAKANGAN ini kerap diperbincangkan mengenai permasalahan yang dialami Google. Perusahaan search engine itu dikabarkan telah dituntut akibat melebih-lebihkan sebuah ungkapan pernyataan dari perusahaan game Stadia.
Dilansir dari laman Comicbook, pelanggaran gugatan yang dilakukan oleh Google telah terungkap setelah diajukan pada Oktober tahun lalu. Dalam dokumennya, penggugat berpendapat Google telah membuat klaim palsu dan menyesatkan terkait kualitas platform streaming Stadia.
Baca juga:
Stadia digadang-gadang telah diklaim sebagai perusahaan yang melanggar undang-undang perlindungan konsumen. Karena pernyataan tersebut Google meninjau dari produk Stadia yang tidak sesuai ekspektasi. Tentunya kalau gugatan itu belum terpenuhi, Bungi dan Id Software turut ikut ke dalam permasalahan tersebut.

Google menganggap hal ini sebagai praktik perdagangan yang tidak adil dan menipu terkait segi kualitas produk Stadia. Dengan hal tersebut, Google masih ingin mengupayakan untuk mengulas gugatan tersebut terhadap Stadia.
Laman Gaming Bible mengatakan gugatan tersebut berisi Stadia tidak dapat merealisasikan klaim yang turut diberikan oleh perusahaan. Klaim tersebut tidak bisa menyesuaikan mengenai pengoperasian video game dalam kapasitas 60fps dan resolusi 4k beserta koneksi yang sesuai.
Tak hanya itu, Google turut menyampaikan pernyataan yang sudah lama dihapus pada 2019. Klaim tersebut berisi bahwa Google mengumumkan Stadia dapat mengoperasikan game Red Dead Redemption 2 di personal computer. Akibat klaim tersebut, gamer protes karena kenyataannya tidak sesuai ekspektasi.
Baca juga:
Google tidak ambil tindakan mengenai perbaikan informasi palsu yang telah disampaikan. Lalu, Google turut tidak mengklarifikasikan hal tersebut kepada konsumen di Google Stadia. Tentunya pihak Stadia juga masih terus mengikuti perkembangan kasus ini.

Pihak penggugat juga akan terus berusaha dalam mengungkap masalah ini secara realistis. Hal ini memungkinkan Google Stadia tidak mempunyai peluang untuk memenangkan permasalahan ini.
Rencananya, Google Stadia akan terus berupaya membantu developer dan publisher untuk dapat mempermudah proses sistem pengoperasian mengirim game langsung ke pembeli & pemain.
Google Stadia melihat peluang yang baik untuk melakukan sebuah kerja sama dengan perusahaan lain. Terlebih lagi, Google Stadia menginginkan bahwa perusahaan ini akan bertumbuh menjadi industri yang terkemuka dan bermanfaat. (jod)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Honkai: Star Rail Versi 3.6 Rilis 24 September, Bagi-Bagi Gratis Karakter Dan Heng • Permansor Terrae

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Dimulai Hari Ini! Timnas Valorant Indonesia Siap Tampil Ganas di China-ASEAN Esports Championship 2025
