Go International, Batu Akik Jadi Cenderamata KAA Ke-60
KAA 60 di Bandung menyebabkan demam batu akik. (Foto: shopee)
PADA 2015, masyarakat Indonesia hingar bingar dengan penjualan batu akik di berbagai daerah di Indonesia. Fenomena tersebut menjadi tren yang digandrungi setiap kalangan. Kegandrungan tersebut bahkan tembus hingga skala Internasional. Dalam konferensi Asia Afrika ke-60 yang diselenggarakan 24 April 2015, batu akik menjadi cenderamata untuk para delegasi yang hadir.
Baca Juga:
Dua anggota sekte Children of God di Indonesia, Dikenai Pasal Subversi
Batu Akik yang menjadi cenderamata adalah Batu Pancawarna asal Kabupaten Garut, Jawa Barat turut meramaikan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). Batu mulia tersebut diberikan oleh sukarelawan Garut yang tergabung dalam Lasminingrat Gemstone, Yudi Nugraha. Sebanyak 120 keping batu akik Pancawarna akan diberikan kepada para ibu negara yang menjadi peserta konferensi. "Penyerahan liontin pancawarna dilakukan pada Rabu (22/4) di Bandung," ujar Yudi.
Batu akik tersebut telah dibentuk menjadi liontin bulat menyerupai koin dengan diameter 3,5 cm dan tebal 8 mm. Liontin tersebut diikat dengan menggunakan titanium dan dilengkapi dengan tali kalung yang terbuat dari kulit domba Garut. Yang membuat liontin tersebut semakin istimewa karena dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Sertifikat tersebut berisi tentang asal usul batu tersebut. (avia)
Baca Juga:
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Upaya Melindungi Sumber Daya Alam
Bagikan
Berita Terkait
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat
Disambut Videografer Profesional, Fujifilm Rilis Kamera Terbaru Tiga Tahun Lalu
Tiga Tahun Lalu Instagram Punya Stiker di Komentar Stories
Ketika 'Among Us' Turun Harga
Layanan Penerbangan Singapura ke Indonesia Dibatalkan Hingga Mei 2020
Netflix Tambah Fitur Download
Jakarta Indonesia Pet Show 2019, Surganya Pecinta Hewan
Di Tahun 2019 Vans Rilis Berle Pro
Mengenang Restoran Rindu Alam Puncak
Paduan Budaya Tionghoa dan Betawi dalam Festival Pecinan 2019