BMKG Deteksi Satu Fenomera Baru yang Sebabkan Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2022

Mula AkmalMula Akmal - Selasa, 27 Desember 2022
BMKG Deteksi Satu Fenomera Baru yang Sebabkan Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2022

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: MP/Asropih)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya satu fenomena baru, yang berpengaruh pada dinamika cuaca ekstrem selama periode Natal dan Tahun Baru 2022-2023.

"Sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang tentunya dapat berpengaruh pada dinamika cuaca yang ada di Indonesia," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat konfrensi virtual, Selasa (27/12).

Baca Juga:

BMKG Prakirakan Hujan Lebat di Sebagian Wilayah Indonesia

Dwikorita mengatakan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia masih akan terjadi seminggu kedepan atau pada awal tahun 2023 mendatang.

"Maka perlu kami update dinamika atmosfer pada saat ini berdasarkan analisis terkini kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan," paparnya.

Jadi, lanjut Dwikora, dari hari ini 27 Desember sampai 2 Januari tahun depan, kondisi dinamika atmosfer dapat memicu peningkatan intensitas curah hujan

"Antara lain, masih sama dengan 21 Desember namun intensitas, ya intensitasnya semakin menguat yaitu Monsun Asia yang beberapa hari terakhir dengan potensi adanya disertai ya jadi Monsun Asia ini disertai dengan adanya seruakan udara dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet di Asia dan juga fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif, secara lebih intensif," ujarnya.

Hal tersebut terjadi, karena ada tiga fenomena yaitu Monsun Asia, Seruak udara dingin, fenomena aliran lintas ekuator. Fenomana ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Baca Juga:

BMKG Prakirakan Hujan Turun di Sejumlah Kota Besar

Lebih lanjut, seruakan udara dingin Asia merupakan fenomena yang lazim terjadi saat monsun Asia aktif yang mengindikasikan potensi aliran massa baru dingin dari wilayah Asia menuju ke wilayah Selatan.

Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut, kata dia, meningkatkan potensi curah hujan di wilayah barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena Cross Equatorial Northerly Surge atau arus lintas ekuatorial.

"Disertai dengan arus lintas ekuatorial yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator," terangnya.

Dwikorita menuturkan, dampak adanya seruakan dingin atau suhu ruangan udara dingin dari Asia yang disertai arus lintas ekuatorial dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan.

"Ini yang sangat penting kecepatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. Sesuai prediksi tanggal 21 Desember yang lalu kecepatan angin yang tinggi ini sudah terjadi dapat mencapai lebih dari 40 knot itu sudah terjadi dan masih dapat terus terjadi," ungkapnya. (Asp)

Baca Juga:

BMKG Minta Sektor Penerbangan Waspada Awan Kumulonimbus pada 21-27 Desember 2022

#BMKG #Cuaca Buruk
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Modifikasi Cuaca Jabodetabek, BPBD DKI Tabur 2.400 Kg Garam di Langit Pandeglang
BPBD DKI menaburkan 2.400 kg garam di Pandeglang. Kegiatan ini merupakan modifikasi cuaca di Jabodetabek.
Soffi Amira - Jumat, 07 November 2025
Modifikasi Cuaca Jabodetabek, BPBD DKI Tabur 2.400 Kg Garam di Langit Pandeglang
Indonesia
Prakiraan BMKG: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Banten 7-8 November
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang di sebagian besar wilayah Provinsi Banten.
Frengky Aruan - Jumat, 07 November 2025
Prakiraan BMKG: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Banten 7-8 November
Indonesia
Prakiraan BMKG: Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Jumat, 7 November 2025 Siang hingga Sore
Adapun pada Jumat pagi hari, BMKG lewat akun Instagram menginformasikan bahwa enam wilayah di DKI yaitu Jakarta Barat, Pusat, Utara, Selatan, Timur, dan Kabupaten Kepulauan Seribu akan berawan tebal.
Frengky Aruan - Jumat, 07 November 2025
Prakiraan BMKG: Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Jumat, 7 November 2025 Siang hingga Sore
Indonesia
Antisipasi Ancaman Banjir Rob, Pemprov DKI Siagakan Drone Pemantau Got Sampai Melibatkan 560 Pompa Permanen untuk 7 Wilayah Rawan
DKI Jakarta siaga hadapi banjir rob 5-10 November 2025 dengan mengerahkan Pasukan Biru, ratusan pompa stasioner, dan Modifikasi Cuaca (OMC) bersama BMKG
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
Antisipasi Ancaman Banjir Rob, Pemprov DKI Siagakan Drone Pemantau Got Sampai Melibatkan 560 Pompa Permanen untuk 7 Wilayah Rawan
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan hingga Sedang, Kamis, 6 November 2025, Lainnya Dapat Disertai Angin Kencang dan Petir
BMKG mengimbau masyarakat soal potensi banjir rob di pesisir Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jakarta, selatan Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku.
Frengky Aruan - Kamis, 06 November 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan hingga Sedang, Kamis, 6 November 2025, Lainnya Dapat Disertai Angin Kencang dan Petir
Indonesia
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Kamis, 6 November 2025 Siang Hari
Memasuki sore hari, Jakarta Barat akan diguyur hujan disertai petir.
Frengky Aruan - Kamis, 06 November 2025
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Kamis, 6 November 2025 Siang Hari
Indonesia
Fenomena Supermoon Picu Banjir Rob, BMKG Imbau Warga Pesisir Jakarta Waspada
BMKG memperingatkan potensi banjir rob di pesisir Jakarta pada 3–12 November 2025 akibat fenomena supermoon. Warga di wilayah seperti Pluit, Ancol, dan Muara Angke diimbau waspada terhadap pasang maksimum harian.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 November 2025
Fenomena Supermoon Picu Banjir Rob, BMKG Imbau Warga Pesisir Jakarta Waspada
Indonesia
Analisis BMKG: Gempa Beruntun Gunung Salak Bukan Akibat Aktivitas Magma
Gempa dipicu aktivitas Sesar Cianten, bagian dari sistem Sesar Bayah–Salak, dengan karakter tektonik.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Analisis BMKG: Gempa Beruntun Gunung Salak Bukan Akibat Aktivitas Magma
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Rabu, 5 November, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem
Frengky Aruan - Rabu, 05 November 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Rabu, 5 November, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
Indonesia
Gempa M 6,2 Guncang Gorontalo Pagi ini, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa magnitudo 6,2 mengguncang Gorontalo, Rabu (5/11) pagi. Gempa tersebut tidak berpotensi terjadinya tsunami.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Gempa M 6,2 Guncang Gorontalo Pagi ini, Tidak Berpotensi Tsunami
Bagikan