Fenomena Supermoon Picu Banjir Rob, BMKG Imbau Warga Pesisir Jakarta Waspada
Waspada banjir rob di pesisir utara Jakarta. (MP/Didik Setiawan)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Jakarta untuk mewaspadai potensi gelombang pasang air laut atau banjir rob selama periode 3 hingga 12 November 2025.
Peringatan tersebut disampaikan BMKG berdasarkan hasil analisis dan prediksi pasang surut air laut yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan di sejumlah titik pesisir.
Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob meliputi Mamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, dan Muara Angke (Penjaringan).
Baca juga:
Besok Rabu Malam Supermoon Terbesar 2025, Banjir Rob Intai Kawasan Pesisir Indonesia
Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspadai Banjir Rob 8 Hari Mendatang
Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa peningkatan tinggi pasang air laut kali ini dipicu oleh fenomena supermoon, yaitu kondisi ketika Bulan berada pada posisi paling dekat dengan Bumi atau Perigee, yang bertepatan dengan fase Bulan Purnama.
“Pada bulan November ini jarak Bulan dengan Bumi berada pada titik terdekat, sehingga gaya tarik gravitasi Bulan terhadap air laut menjadi paling kuat,” ujar Eko kepada wartawan, Rabu (5/11).
Kondisi tersebut, lanjut Eko, menyebabkan tingginya pasang air laut yang dapat memperparah genangan rob di sejumlah wilayah pesisir Jakarta.
Selain faktor astronomis, cuaca dan angin laut juga berpotensi memperbesar dampak banjir rob. Namun, menurut BMKG, gelombang laut di pesisir utara Jakarta dalam sepekan ke depan masih tergolong rendah, disertai cuaca dengan hujan ringan.
“Oleh karena itu, faktor astronomis menjadi penyebab utama banjir rob saat ini,” jelasnya.
Baca juga:
Waspada Potensi Banjir Rob di 7 Pesisir di Bali pada 5-9 November
Eko menambahkan bahwa fenomena banjir rob ini merupakan bagian dari pola tahunan, bukan kejadian luar biasa.
Selain rangkaian supermoon pada Oktober, November, dan Desember, peningkatan pasang juga biasanya terjadi saat fenomena super new moon pada Maret, April, dan Mei.
“Kedua fenomena ini sama-sama terjadi ketika Bulan berada pada jarak lebih dekat ke Bumi, sehingga gaya tarik Bulan terhadap air laut meningkat, baik saat purnama maupun bulan baru,” paparnya.
Sebagai langkah antisipatif, BMKG mengimbau warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi genangan, terutama pada pagi hingga siang hari saat terjadi pasang maksimum harian.
“Masyarakat pesisir diimbau untuk waspada terhadap genangan rob yang dapat muncul sesuai waktu pasang tertinggi,” tutup Eko. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Hujan Turun di Mayoritas Wilayah Indonesia, Senin (22/12)
2 Bibit Siklon Terpantau di Sekitar NTT, Bawa Potensi Hujan Ringan hingga Lebat
Awan Tebal Menyelimuti Mayoritas Wilayah Indonesia, Kamis (18/12)
Cuaca Ekstrem masih akan Melanda Indonesia, Komisi VIII DPR Minta Pemda Perkuat Kewaspadaan Bencana
Kepala BMKG Lapor ke Prabowo: Indonesia Sedang Dikepung 3 Siklon Tropis
DPR Ingatkan Pemerintah Bersiap Hadapi Siklon Tropis 93S di Wilayah Timur Indonesia
BMKG: Siklon Bakung Ancam Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia
Bibit Siklon Tropis 93S: Lokasi, Kecepatan Angin, dan Dampaknya di Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis 11 Desember 2025