Berbagai Upaya Dilakukan SCAI untuk Membantu Kedai Kopi Terdampak PPKM
Kepedulian SCAI terhadap industri kopi. (Foto: Instagram/aksi_scai)
MerahPutih.com - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan sejak awal Juli 2021 tentu saja sangat berdampak pada berbagai sektor industri. Salah satunya adalah industri kopi Tanah Air. Namun Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) tak tinggal diam. Asosiasi yang dipimpin Daryanto Witarsa itu terus mengupayakan berbagai hal untuk membantu kedai kopi-kopi yang terdampak PPKM.
“Survei yang kami luncurkan ke member kami menunjukkan selama PPKM ini, penjualan turun rata-rata di angka 70 persen sampai 80 persen. Artinya, pemasukan mereka tinggal 30 persen dari masa sebelum PPKM. Ini tentunya mengancam keberlanjutan industri kopi Indonesia yang sedang naik sebelum pandemi,” kata Executive Director SCAI Andi Fahcri.
Andi mengatakan data pertumbuhan kedai kopi specialty di Indonesia berada di angka 6 persen dalam empat tahun terakhir.
“Ini di atas rata-rata pertumbuhan dunia. Jangan sampai karena peraturan PPKM yang bervariasi ini malah membuat angka positif tersebut menjadi minus karena industrinya kolaps,” lanjutnya.
Di masa PPKM ini, SCAI banyak mendengar keluhan member mengenai merchant free dan layanan dari aplikasi daring. Kedai-kedai yang beroperasi malam hari pun tidak bisa beroperasi penuh dan membutuhkan platform lain untuk berjualan.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Sebagai asosiasi, SCAI turut mencari solusi dalam permasalahan ini. Salah satunya adalah melakukan audiensi dengan PLN bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia. Sebab, banyak kedai atau kafe yang pemakaiannya turun atau bahkan tidak beroperasi sama sekali tapi tetap dikenai biaya abonemen dasar listrik yang tinggi.
“PLN menolak usulan tersebut dengan jawaban bahwa ketentuan listrik dilakukan oleh DPR. Jelas pemerintah harus melakukan sesuatu untuk menolong sektor swasta untuk bertahan dalam kondisi ini,” kata Andi.
Baca juga:
Pertama Di Asia, Cup of Excellence Siap Digelar di Indonesia Tahun ini
Inisiatif bantuan lain yang dilakukan SCAI yakni melakukan audiensi kepada penyedia platform online pesan-antar, Gojek dan Grab.
“Grab merespsons dengan cepat, tapi belum menemukan solusi yang pas. Di sisi lain, member SCAI juga memberikan ide agar SCAI memfasilitasi membuat aplikasi pesan layar-antar sendiri. Kami sedang berkoordinasi dengan beberapa pihak dan sejauh ini kami sedang berada dalam tahap identifikasi,” ujar Andi.
Andi berharap, semoga solusi ini segera terwujud dan industri kopi Indonesia bisa kembali bangkit dan semakin kuat. (and)
Baca juga:
Cup of Excellence, Ajang Pembuktian Kualitas dan Pengolahan Kopi Terbaik
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Roemah Koffie Perkenalkan ‘Anak Daro’, Hampers Kopi Eksklusif Pembawa Cerita Minangkabau ke Dunia
Roemah Koffie Ramaikan Jakarta Coffee Week 2025, Angkat Kopi Nusantara lewat Latte Art Competition
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Pemanasan Global Ancam Stok Kopi, Picu Kenaikan Harga
SCAI Hunting Barista Terbaik Indonesia lewat Kompetisi Kopi di FLEI Business Show 2025
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Belanja Cepat, Kebiasaan Baru Kaum Urban
Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto
Kombinasi Efisiensi dan Kenyamanan Jadi Solusi Cuci Pakaian di Era Modern