Anjing Kesayanganku Jagoan Hidupku


Puggy. (Foto MP/Shenna)
HELP!, lagu The Beatles dirilis pada 1965 tersebut ternyata bukan hanya lagu menyenangkan, dan mampu membuat para Beatlemania bergoyang. John Lennon mengakui Help! curhatan hatinya saat berteriak minta tolong.
"Help! I need somebody! Help! Not just anybody. Help! You know I need someone. Help!".
"Ketika Help! keluar, aku benar-benar meminta tolong. Kebanyakan orang berpikir itu hanya lagu rock 'n' roll cepat," ungkap Lennon dikutip dari Beatles Bible. "Namun kemudian, aku tahu benar-benar sedang berteriak minta tolong."
Ia mengaku sedang merasa sangat tidak aman dan kehilangan jati diri. Dalam lirik lagunya ia memang menera sedang membutuhkan kehadiran seseorang untuk membuatnya "Kembali menapakkan kaki ke tanah" alias kembali menemukan jati diri.
Berkaca pada lirik lagu band kesukaan, alih-alih membutuhkan "someone" atau seseorang, kehadiran makhluk berkaki empat terkadang lebih mampu membantu aku agar bisa "menapakkan kaki ke tanah" agar bisa lebih kokoh saat bangkit dan berdiri lagi di tengah berbagai cobaan hidup.

Ya, makhluk berkaki empat tersebut hewan peliharaanku. Kevin von Longlife merupakan nama tertera pada sertifikasi kelahiran resmi alias stambum anjing peliharaanku. Namanya terlalu kebarat-baratan. Aku akhirnya memutuskan memanggilnya Puggy karena rasnya anjing pug.
Baca juga:
Wajahnya lucu dan jelek (pujian tertinggi bagi anjingku) sering membuat aku tertawa sendiri. Meski telah hidup bersamanya selama hampir lima tahun, Puggy selalu bisa membuatku berseri-seri di tengah keadaan hati sedang ngeri.
Sebagai orang tidak begitu ekspresif dan cenderung malu bersikap menye-menye di depan orang lain ketika sedang ada masalah, Puggy menjadi makhluk satu-satunya bisa membuatku menjadi diri sendiri dan tidak segan menunjukkan sisi terlemahku di hadapannya.

Pug mungkin bukan merupakan ras anjing paling pintar, tetapi mereka mampu mengetahui kapan pemiliknya merasa sedih dan membutuhkan pelukan hangat, dan itu sudah lebih cukup bagiku.
Terkenal dengan sifat playful dan ceria, sungguh sulit bagi Puggy bisa duduk diam dan dipeluk. Namun, setahun belakangan ketika mendengar kabar ayah dan nenekku meninggal, aku berada tepat di samping Puggy, dan ia pun langsung bersandar di kakiku seolah bisa mendengar dan memahami pembicaraan di telepon.

Kaget dan belum percaya saat menerima kabar duka, hatiku menjadi lebih tenang ketika mengelus kepalanya dan memandang mata Puggy yang terasa nyaman saat kusayang-sayang.
Baca juga:
Percaya tidak percaya, aku merasa anjing peliharaanku bisa mengerti dan memahami suasana hatiku dengan baik. Tanpa bertele-tele, kasih sayang tulus dari seekor anjing sangat mampu untuk membantuku tenang, atau bahkan mengembalikan suasana hati semula rusak karena manusia lainnya menjadi lebih baik.

Aku merasa nyaman di sampingnya. Puggy mampu menerima meski aku sedang tidak menggunakan riasan, pakaian bermerek, atau tidak memiliki saldo di dalam rekening. Ia pun tidak memberikan penilaian buruk ketika aku memberikan pengakuan-pengakuan atau isi hati dan pikiran tertentu.
Kehadiran Puggy pun mampu menjadi pemersatu keluarga. Beralasan ingin mengajak anjing jalan-jalan, keluarga kami jadi sering jogging bersama. Dengan alasan ingin minta bantuan memandikan anjing, keluarga kami pun berkumpul sambil mengobrol di teras.

Kini, Puggy pun tidak lagi sendiri. Pugscha datang untuk menemani Puggy dan menjadi sahabat terbaik bagi aku dan keluarga. Masih berusia lima bulan, kami yakin kehadiran anjing peliharaan baru mampu memberikan kehangatan lebih di tengah keluarga.

Aku pun terinspirasi dari kedua jagoanku, Puggy dan Pugscha, terutama dalam mencintai seseorang dengan tulus tanpa syarat. Tidak hanya kepada anjing-anjing peliharaanku, aku pun berjanji untuk selalu berperilaku baik dan memberikan cinta kepada makhluk hidup lain di sekelilingku. (SHN)
Baca juga:
Bukalapak, Jagoan Startup Negeri Aing yang Pertama Melantai di Bursa Saham