Ali Kushner, Perancang Busana Khusus Disabilitas dan Orang dengan Autisme
Ali Kushner menggunakan kain bekas sebagai bahan utama pembuatan busananya. (Foto: YouTube/Fox 32 Chicago)
BUSANA longgar penuh warna melewati titian peraga. Para model melewati titian tersebut dengan kedua kaki mereka, tetapi ada juga yang memeragakan dengan kursi roda. Desain busana yang diperagakan memiliki motif abstrak dan berantakan seperti rework clothes. Meskipun demikian, busana-busana itu terlihat nyaman dipakai.
Ali Kushner, seorang mahasiswi mode di School of the Art Institute of Chicago, merancang busana tersebut khusus untuk orang dengan autisme dan disabilitas. Dia mencoba menciptakan komunitas yang lebih inklusif melalui koleksi musim seminya dengan desain rework.
Kushner menggunakan sisa-sisa dari proyek busana lain untuk membuat pakaian yang lebih mudah dipakai dan lebih nyaman dipakai. Dia resah melihat masih banyak kelompok belum memperoleh busana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca juga:
“Aku pikir jika kita membawa pemikiran ini ke mode sehari-hari, kita akan dapat mengakomodasi lebih banyak lagi orang. Aku melihat banyak laporan tentang bagaimana orang cacat berjuang untuk menemukan pakaian yang cocok untuk mereka, atau jika mereka dapat menemukan pakaian yang dibuat untuk tubuh mereka, harganya sangat mahal,” kata Ali seperti dikutip fox32chicago.com.
Kebanyakan busana menggunakan ritsleting yang sulit digunakan oleh para disabilitas. Terlebih jika penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda, ada benjolan kecil (ritsleting) saja bisa terasa mengganggu saat jalan-jalan. Selain itu, bahan kain yang tidak nyaman juga bisa menjadi masalah bagi sebagian orang dengan autisme.
Untuk mewujudkan rancangan ramah disabilitas dan orang dengan autisme, Ali menciptakan “Monumental Train” dengan bantuan organisasi nirlaba Chicago "Envision Unlimited" yang meminta bantuan seniman disabilitas.
Baca juga:
“Seluruh proyek memakan waktu tiga bulan dengan bantuan sekitar enam desainer. Kamu bisa melihat bahwa mereka benar-benar mencurahkan seluruh hati dan jiwa mereka untuk ini.”
Ali berharap karya-karyanya bisa menginspirasi merek fesyen besar lainnya dan membantu orang dengan autisme serta disabilitas bisa merasa lebih nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
“Aku ingin mereka (orang-orang dengan disabilitas dan autisme) melihat sepotong pakaian dan langsung berpikir bahwa mereka ingin memakainya setiap hari selama sisa hidup mereka,” tutup Ali. (kmp)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Job Fair Disabilitas Buka 107 Lowongan di Jakarta, Sasaranya Bisa Serap 300 Disabilitas
Gelar 13 Kali Job Fair, 150 Disabilitas Telah Diterima Kerja di Jakarta
21 Perusahaan Top Jakarta Termasuk BUMD Tawarkan 107 Posisi Eksklusif di Job Fair Disabilitas 2025, Simak Syaratnya
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia