Ada di Tengah Hutan Bambu, Pasar Tradisional Ini Manjakan Pencinta Kuliner

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 22 September 2019
Ada di Tengah Hutan Bambu, Pasar Tradisional Ini Manjakan Pencinta Kuliner

Pasar Papringan. (Foto: instagram.com/pasarpapringan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TERDAPAT di tengah hutan bambu, Pasar Papringan bakal membuat kamu para pencinta kuliner tradisional betah. Pasar ini terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Dikutip Arah Destinasi, suasana dan makanan yang ditawarkan bukan saja menggugah selera, tapi juga memunculkan banyak kenangan tentang jajanan dan makanan tempo dulu. Suasananya menyenangkan, di tengah berkonsep pasar tradisional yang ramah lingkungan.

Baca Juga:

Santhi Serad Gaungkan Kuliner Indonesia ke Kancah Dunia


Dikunjungi warga luar pulau

Pasar Papringan. (Foto: instagram @gemarngopi)
Pasar Papringan. (Foto: instagram @gemarngopi)

Pasar Papringan ada setiap Minggu Wage dan Minggu Pon penanggalan Jawa. Pasar Paringan buka pukul 06.00 hingga 12.00. Pengunjungnya beragam dan berjubel. Bukan warga setempat, tapi banyak wisatawan dari berbagai daerah bahkan dari Pulau Jawa, dan kini juga dikunjungi wisatawan mancanegara.

Pasar ini memang istimewa. Dibuat di tengah hutan bambu, ramah lingkungan dan tidak menggunakan plastik untuk pembungkus. Pengunjung yang ingin membawa pulang bisa membeli keranjang bambu dengan harga sangat terjangkau hanya dua keping uang bambu, satu keping seharga Rp2.000.

Pasar ramah lingkungan

Pasar Papringan. (Foto: instagram.com/pasarpapringan)
Pasar Papringan. (Foto: instagram.com/pasarpapringan)

Wadah-wadah yang digunakan juga ramah lingkungan. Pincuk dan tangkir daun pisang, batok kelapa, dan sebagainya. Untuk mencuci peralatan dari bambu dan batok kelapa pun tidak menggunakan sabun, tetapi lerak, pembersih tradisional dari pohon lerak.

Makanan, minuman, dan jajanan tradisional yang disajikan dimasak dengan arang, tanpa pengawet dan tanpa pewarna. Itu dipertahankan dan menjadi syarat warga yang berjualan di Pasar Papringan.

Jika ingin mendapatkan suasana yang belum terlalu ramai, datanglah pagi-pagi sekali. Jangan lupa membeli uang pring yang dikemas dalam rencengan Rp10 ribu, Rp20 ribu, dan Rp50 ribu. Sebagai gambaran, rata-rata harga makanan 2 hingga 3 pring. Tiga gorengan rata-rata dihargai 2 pring. Mainan dan suvenir sekitar 4 sampai 5 pring.


Apa saja yang bisa dibeli?

Pasar Papringan. (Foto: instagram/chaya_renati)
Pasar Papringan. (Foto: instagram/chaya_renati)


Ini yang bikin kalap. Berbagai makanan tradisional yang menggoda dab sebagian sudah sulit diperoleh, antara lain sego jagung, gudeg, sego abang, clorot, wajik, gemblong, timus, cenil, kolak kimpul, dawet ireng, hingga aneka lauk pauk yang pasti menggoda.

Pasar Papringan juga efektif untuk mengenalkan keragaman makanan dan permainan tradisional, serta sikap ramah lingkungan pada anak-anak.

Akses ke Pasar Papringan

Pasar Papringan. (Foto: instagram @gemarngopi)
Pasar Papringan. (Foto: instagram @gemarngopi)


1. Bagaimana cara mencapai Pasar Papringan? Nah ini, pasar ini benar-benar terletak di desa. Menggunakan atau menyewa kendaraan adalah cara yang paling praktis saat menginap di Yogyakarta, Magelang, atau Temanggung

2. Bagaimana jika menggunakan kendaraan umum? Dari Yogyakarta bisa naik bus jurusan Magelang. Dari Terminal Magelang bisa naik bus lagi jurusan Wonosobo dan turun di Maron. Dari Maron bisa menggunakan ojek. Yang perlu diingat, angkutan umum hanya sampai ja, 17.00 WIB

3. Cara lain yang mudah adalah menginap di penginapan atau pun home stay yang dikelola satu manajemen dengan Pasar Papringan. Ada penginapan Omah Tani dan Omah Yudi yang jaraknya sekitar 7 km atau 20 menit berkendara ke Pasar Papringan. Harga per pondok untuk 4 orang Rp700 ribu sudah termasuk uang pring untuk sarapan dan makan malam. Pagi-pagi, pihak hotel akan membantu memesankan ojek pada penduduk setempat untuk mengantar jemput ke Pasar Papringan. Sekali perjalanan biayanya antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu

4. Jika ingin akses yang lebih mudah lagi ke Pasar Papringan bisa menginap di Tambujatra, homestay-homestay yang dikelola penduduk. Harganya Rp200 ribu perorang. (*)

Baca Juga:

5 Kuliner Indonesia yang Mendunia

#Kuliner Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Fun
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Es Pleret merupakan minuman khas asal Blitar, Jawa Timur.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 26 Maret 2025
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Kuliner
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kue klepon menjadi menu andalan yang hampir tidak pernah luput di perayaan Isra Mi'raj.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Januari 2025
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kuliner
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Sopi telah menjadi bagian penting dari budaya lokal dan kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 15 November 2024
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Fun
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Indonesia diharapkan mampu menghadirkan restoran-restoran dengan kuliner khas Nusantara di luar negeri.
Andreas Pranatalta - Minggu, 12 Maret 2023
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Bagikan