Berdasarkan pantauan merahputih.com di hari itu. Wisatawan memang terlihat belum memadati kawasan Tanjung Lesung walau tanggal merah. Akan tetapi tetap ada wisatawan yang memilih kawasan tersebut untuk berlibur. Seraya mengatakan Tanjung Lesung memang berangsur pulih.
Di hari yang sama, Tanjung Lesung Beach hotel juga mengadakan konferensi pers. Untuk memberikan kabar terbaru tentang perkembangan Tanjung Lesung pasca bencana Tsunami. Pada kesempatan itu hadir Kepala BMKG wilayah 2 Tangerang Selatan, Hendro Nugroho.
Hendro mengatakan, BMKG sudah memasang beberapa alat keamanan untuk mendeteksi bencana alam di Tanjung Lesung. Di antaranya dengan mengaktifkan 18 lokasi alat pemantau info dini di sekitar Lampung dan Banten dalam bentuk HF Radar Tsunami. Contohnya di Kalianda, Mambruk, Labuhan, dan Tanjung Lesung dengan jangkauan hingga 70-90 km.
Baca juga:
Mengagumi Keindahan Tanjung Lesung, Satu dari 10 Bali Baru
Selain itu, juga dipasang tide gauge di enam lokasi serta buoy tsunami. Ditambah, pemasangan HF Radar Array Wera. Serta yang terbaru ialah Earthquake Early Warning System (EEWS) yang merupakan hibah dari Pemerintah Tiongkok yang saat ini diuji coba di 11 negara.
EEWS berfungsi sebagai sistem monitoring pendeteksi gempa bumi di hulu, system autometic processing yang mengolah secara cepat dan sistem diseminasi penyebarluasan informasi peringatan dini di hilir. Alat ini ditujukan kepada masyarakat disertai saran untuk menyelamatkan diri.
Namun, Hendro mengingatkan, alat-alat pengaman tersebut bukanlah pendeteksi gempa. Hanya dapat memberikan informasi lebih cepat mengenai terjadinya tsunami. "Sampai saat ini belum ada di dunia alat untuk mendeteksi gempa," imbuh Hendro.