Dari cerita yang terhimpun, saat ramai dulu pasar tersebut menjadi lokasi favorit untuk wisata kuliner. Selain itu, muncul musisi jalanan yang mengamen baik sendiri maupun kelompok dengan suaranya yang enak didengar sambil menikmati santapan yang terhidang.
Meskipun demikian, masih banyak warga yang sudah cocok lidahnya dengan masakan dari pedagang aneka makanan di Pasar Mambo sehingga mereka tetap setia mengunjungi, atau dengan kata lain sebagian pedagang sudah memiliki pelanggan setia tersendiri.
Jauh Berbeda
Sunardi mengemukakan aktivitas di pasar itu, kini sangatlah jauh berbeda dibandingkan dengan saat di mana dirinya masih muda dan gagah menjual gorengan serta minuman, seperti kopi dan bandrek.
Dia menjelaskan penjual kuliner malam di daerah itu sudah jarang-jarang atau sepi dan tidak merata.
Berbeda dengan era keemasan dulu. Pedagang kuliner berhimpitan namun banyak pula pembeli yang datang. Perputaran uang sangat kencang.
Sekarang, lanjut warga Jalan Ikan Layur, Kelurahan Telukbetung, Kecamatan Telukbetung, Bandarlampung itu, kondisi pedagang tidak merata. Artinya, di sini ada dua pedagang nanti jarak berapa meter baru ada pedagang lagi.
Meskipun demikian, kakek yang sudah mempunyai tujuh cucu itu tetap bersikeras mencari rezeki di pasar tersebut.
Pakde, sapaan akrabnya di pasar, kembali menjelaskan bahwa sebelumnya lokasi jajanan kuliner malam yang berada di Pasar Mambo itu dipindahkan di wilayah Gudang Agen.
Tidak lama dari itu, kemudian jajanan kuliner yang berada di Gudang Agen kembali dipindahkan di wilayah Pasar Tengah.
Namun, lantaran sepi pembeli di dua lokasi itu, akhirnya sebagian pedagang kembali ke Pasar Mambo dan sebagian lagi ada yang menetap di lokasi baru atau berhenti berjualan.