5. Rahmah El Yunusiyyah - Pelopor Pendidikan Perempuan Indonesia

pahlawan-nasional-2025-profil-lengkap

Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah lahir di Nagari Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat pada 20 Desember 1900 dari pasangan Mohammad Yunus dan Rafiah.

Ayahnya merupakan ulama besar yang menjabat sebagai kadi di Pandai Sikek, Tanah Datar, sementara kakeknya Imanuddin adalah ahli ilmu falak dan pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah.

Sejak kecil Rahmah sudah ditinggal ayahnya dan dibesarkan oleh ibu serta kakak-kakaknya dalam lingkungan yang taat kepada ajaran agama.

Rahmah adalah seorang otodidak yang belajar dari kakak-kakaknya, Zainuddin Labay dan M. Rasyad. Ia juga belajar agama kepada Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), Tuanku Mudo, dan Abdul Hamid. Antara tahun 1931-1935, Rahmah mengikuti kursus ilmu kebidanan di Rumah Sakit Umum Kayutanam.

Mendirikan Diniyyah Puteri:

Pada 1 November 1923, Rahmah mendirikan Madrasah Diniyyah Puteri Padang Panjang, yang menjadi sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia.

Pendirian sekolah ini dilatarbelakangi cita-cita dan kepedulian untuk mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan di tengah tradisi yang menghambat mereka mendapat kesempatan mengenyam pendidikan yang memadai setara dengan kaum laki-laki.

Baca juga:

Wacana Soeharto Pahlawan Dinilai Menampar Sejarah Kebebasan Pers

Visi Rahmah mengacu pada hadis yang menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Baginya, cara terbaik memenuhi perintah tersebut adalah memberikan perempuan kesempatan untuk bersekolah.

Kurikulum Diniyyah Puteri sejak masa Rahmah meliputi pelajaran agama, bahasa Arab, pelajaran umum, dan keterampilan, memadukan kurikulum Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kurikulum lokal.

Warisan dan Pengaruh:

Rahmah El Yunusiyyah dijuluki sebagai Srikandi Emansipasi Pendidikan Perempuan dari Minangkabau. Kontribusinya dalam pendidikan Islam di Sumatera Barat dapat disejajarkan dengan Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta pada 1922.

Ia mendobrak tradisi lama dan menanamkan nilai-nilai keislaman yang progresif, menjadikan Diniyyah Puteri sebagai model pendidikan perempuan yang menggabungkan ilmu agama, pengetahuan umum, dan keterampilan praktis.

Rahmah El Yunusiyyah wafat pada 26 Februari 1969 di Padang Panjang. Hingga kini, Perguruan Diniyyah Puteri yang didirikannya tetap berdiri dan menjadi warisan pendidikan Islam yang berharga bagi Indonesia.