2. Jenderal Besar TNI Soeharto - Presiden Kedua Republik Indonesia

pahlawan-nasional-2025-profil-lengkap

Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto lahir di desa Kemusuk, Kemusuk Argomulyo, dekat Yogyakarta pada 8 Juni 1921 dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah.

Soeharto pahlawan nasional tumbuh dalam lingkungan sederhana dan orang tuanya bercerai tidak lama setelah ia lahir, sehingga ia tinggal bersama orang tua angkatnya selama sebagian besar masa kecilnya.

Baca juga:

Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, dari Prajurit PETA hingga Presiden 32 Tahun

Karier militer Soeharto dimulai pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, ketika ia bertugas di pasukan keamanan Indonesia yang diorganisir oleh Jepang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia dan naik pangkat menjadi Mayor Jenderal.

Puncak karier militernya adalah ketika ditunjuk sebagai Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 1962.

Peran dalam Penumpasan G30S/PKI:

Ketika peristiwa Gerakan 30 September 1965 meletus pada 1 Oktober 1965, Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) bergerak cepat mengambil alih kendali dan mengendalikan situasi negara yang kacau.

Ia kemudian diangkat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani yang gugur.

Pada 11 Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberikan kekuasaan untuk mengambil tindakan demi terjaminnya keamanan dan kestabilan pemerintahan.

Melalui Sidang Istimewa MPRS pada 7 Maret 1967, Soeharto ditunjuk sebagai Pejabat Presiden dan kemudian dilantik sebagai Presiden Kedua Republik Indonesia pada 1968.

Baca juga:

Momen Presiden Prabowo Subianto Pimpin Upacara Ziarah Nasional Hari Pahlawan

Masa Pemerintahan:

Soeharto memimpin Indonesia selama 31 tahun (1967-1998), menjadikannya presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia. Era kepemimpinannya dikenal sebagai masa Orde Baru yang membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi.

Ketika Soeharto berkuasa, inflasi mencapai lebih dari 650 persen, namun dengan kebijakan ekonomi pasar bebas yang diterapkan kelompok penasihat ekonominya, Indonesia memasuki periode stabilitas harga pada 1969.

Di bidang hubungan internasional, Soeharto mengembalikan Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 28 September 1966, setelah sebelumnya keluar pada masa Presiden Soekarno. Pemerintahannya berakhir pada Mei 1998 ketika gerakan reformasi menuntut perubahan politik di Indonesia.

Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di Jakarta. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional diterima oleh ahli warisnya, yaitu Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Bambang Trihatmodjo dalam upacara di Istana Negara.

Lanjut Baca lagi