Semangat berekspresi dari album kompilasi Pesta Rap yang berhasil mendapatkan banyak penggemar, terus dikobarkan dengan munculnya segenap musisi rap dan grup hip-hop baru setelah memasuki tahun 2000.
Satu nama yang mungkin masih diingat dari awal tahun 2000an adalah grup hip-hop Neo, dengan deretan lagu hits dan penghargaan yang pernah mereka dapatkan.
(video: YouTube/NEO Rap)
Seiring perkembangannya para rapper yang mewarnai hip-hop tanah air kala itu pun bermunculan, nama-nama seperti Kungpao Chicken, 8 Ball, Bondan Prakoso & Fade 2 Black, J-Flow, T-Five, Tofu, Homicide, Soul ID, Saykoji, Yacko, dan sebagainya. Beberapa nama diantarnya pun masih terus berkarya hingga saat ini.
(video: YouTube/GP Records)
Perkembangan hip-hop di era ini pun bergaung dan mencuri perhatian sampai ke daerah. Walhasil, terdapat musisi lokal yang turut ambil bagian dengan menghadirkan lagu rap berbahasa daerah sekaligus memasukkan elemen etnis tradisional didalamnya.
Hal tersebut tentunya menjadikan musik hip-hop di tanah air cukup unik, sebut saja Kojek si rapper Betawi, Ebith Beat A dan Sundanis dengan bahasa Sunda, Jogja Hip-hop Foundation yang meggunakan bahasa Jawa dalam lagu-lagu mereka, dan masih banyak lagi rapper berbakat dari daerah lainnya yang kurang tersorot, khususnya mereka yang berada di bagian timur Indonesia.
(video: YouTube/Kojek Rap Betawi)
Hip-hop di era ini pun telah mengalami evolusi dalam penyampaian pesan yang tersirat pada lirik lagu, musik rap yang memiliki gaya tersendiri kerap digunakan sebagai sarana menyuarakan pendapat dan isi pikiran untuk memberikan respon terhadap fenomena sosial sampai politik.