Hip-hop Indonesia Era Digital

Menengok Sejarah dan Kebangkitan Hip-hop Indonesia di Hari Musik Nasional
Laze menjadi salah satu rapper Indonesia yang handal dalam penggunaan lirik (Foto: kabarmusik.com)

Tahun 2016, warganet dikejutkan dengan video YouTube yang menampilkan rapper belia asal Indonesia yang mendapatkan perhatian dari seluruh dunia, termasuk Amerika negara tempat lahirnya hip-hop. Ialah Rich Brian (sebelumnya Rich Chigga) yang berhasil menembus perhatian intenasional dengan lagu berbahasa Inggris berjudul Dat Stick.

Kesuksesan yang dicapai Rich Brian pun diikuti banyak rapper lokal untuk mendapatkan popularitas via YouTube, salah satunya ialah Young Lex. Kehadirannya di hip-hop Indonesia mendapatkan banyak respon positif bagi pendengar "awam".

(video: YouTube/Young Lex)

Di sisi lain, tidak sedikit rapper lokal pendahulu yang kurang menyukai hal yang dilakukan Young Lex dengan segala drama dan kontroversinya untuk hip-hop. Dari situ, pertikaian atau yang dikenal dengan beef dalam hip-hop mulai bermunculan. Para musisi hip-hop lawas yang tadinya “tertidur” menjadi terpicu dan kembali meramaikan pentas hip-hop tanah air.

(video: YouTube/Vlandre Scarlet)

Di luar kontroversi dan beef satu sama lain, nama-nama baru untuk musik hip-hop Indonesia pun hadir dengan mengutamakan kualitas mereka. Bukan sekedar dari views yang didapatkan di YouTube, melainkan kepiawaian mereka dalam berkarya melalui musik rap serta "pengakuan" dari para rapper pendahulu sampai fans.

(video: YouTube/ONAR)

Sebut saja Laze dari kolektif Onar, Joe Million, dan Tuan Tigabelas yang kerap memasukkan pandangan mereka tentang problema sosial yang terjadi di Indonesia dalam lirik lagu, tentunya dengan gaya mereka masing-masing.

(video: YouTube/Tuan Tigabelas)

Selain itu, penggunaan lirik berbahasa Inggris dipercaya menjadi salah satu faktor bagi Rich Brian untuk bisa mendapatkan popularitasnya yang mendunia. Langkah tersebut pun coba diikuti oleh beberapa rapper Indonesia seperti Ariel Nayaka, Matter Mos, dan Ramengvrl untuk menjadikan musik mereka lebih universal.

(video: YouTube/Dipha Barus)

Meski demikian, ketiganya tetap mencoba untuk menjadi diri sendiri dengan mengangkat isu relevan dari fenomena sosial yang mereka alami dalam kehidupan dan dari apa yang terjadi di Indonesia, tempat di mana mereka berkarya.

Banyak nama yang mungkin terlewat atau tidak disebutkan dalam artikel ini. Tanpa maksud membanding-bandingkan, siapa pun mereka yang telah berjasa dan ikut ambil bagian untuk berkembangnya hip-hop di Indonesia patut kita acungkan jempol, khususnya dalam momentum Hari Musik Nasional. (ADP)