‘Kalau dipukul udah biasa’

garda sembiring
Disekap dan diinterogasi. (Foto: MP/Dicke)

Garda ditahan di kantor Badan Intelejen ABRI (BIA) yang saat ini berganti nama menjadi Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Budiman dan Petrus juga ditahan di tempat yang sama. Namun, dua pentolan PRD itu ditempatkan pada sel yang terpisah. “Ketika itu kami belum tahu, kok kami diculik atau disekap oleh institusi tersebut. Setelah satu minggu kami diintograsi secara berkepanjangan, disiksa juga di sana. Kami juga dikawalnya oleh lintas 3 matra, 4 bahkan dengan kepolisian juga Pokoknya semua orang-orang elit yang mengawal,” ujar Garda.

Dalam seminggu masa tahanan, Garda diinterogasi terus-menerus dan tidak diberi waktu istirahat yang cukup. Pada awal masa tahanan, seorang berseragam kejaksaan ditugaskan untuk menginterogasinya. Belakangan, interogasi tidak dilakukan oleh petugas kejaksaan, interogasi juga dilakukan oleh tim gabungan. Setiap kesatuan melakukan interogasi sendiri-sendiri. Tim dari intelijen Angkatan Darat datang menginterogasi. Lalu bergantian datang tim dari Angkatan Laut. Kemudian muncul tim dari Angkatan Udara. Selanjutnya datang tim dari Kepolisian. Aparat melakukan interogasi dengan berbagai bentuk kekerasan fisik.

“Kan setiap kami diverbal, kalau pagi hari ada orang kejaksaan yang memeriksa kami, pagi hari sekitar jam 9. Tapi kami kan disekap di sana, sehingga setelah orang kejaksaan tersebut pulang, jadi mereka pekerjaannya pagi datang, sore pulang. Saat malamnya, dini hari, jam 2 kami dibon, kami diperiksa oleh orang-orang yang tidak menggunakan proses verbal, tidak menggunakan lembar interograsi, dan secara random. Yang standar dilakukan pada saya adalah kalau dipukul udah biasa, yang dilakukan kepada saya adalah kepala saya dijedotkan (dibenturkan) di tembok,” beber Garda.

Garda masih ingat pertanyaan yang dilontarkan selama interogasi. Kebanyakan pertanyaan seputar posisi teman-teman Garda yang juga jadi incaran aparat. Beberapa pertanyaan lebih bersifat mengonfirmasi karena aparat telah memiliki daftar nama yang harus mereka cari. Garda memilih diam, mengamankan temannya. Keteguhannya berbuah siksaan.

“Dianggap saya tidak kooperatif, juga dianggap karena saya sedikit mengetahui hukum. Saya dianggap mempersukar proses pemeriksaan, saya mengajarkan kepada kawan-kawan saya cara memberikan keterangan yang sehemat mungkin,” kata Garda.

Lanjut Baca lagi