"Bagian paling menggelikan adlh ketika P @jokowi menyebut impor jagung kita tinggal 180 ribu ton. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor jagung sepanjang tahun 2018 mencapai 737.228 ton dengan nilai US$150,54 juta," jelasnya.
Menurut Fadli, penggunaan data-data bodong dan ngawur semacam itu sangat berbahaya. "Bagaimana bisa Pemerintah merumuskan kebijakan publik yang benar, jika rujukan data saja salah dan bermasalah?," tanya dia.
"Namun, tak ada yg lebih berbahaya ketimbang pernyataan serampangan mengenai rehabilitasi lahan tambang. Dlm segmen pmbhsn isu lingkungan, @jokowi menyatakan kalau lubang bekas tambang bs dimanfaatkan untuk kolam ikan atau lokasi pariwisata. Itu adlh pernyataan menyesatkan," ucapnnya.
Fadli mengatakan, Lubang bekas tambang sudah jelas mengandung banyak polutan dan mineral berbahaya.
Fadli juga membeberkan penelitian Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) dan Waterkeeper Alliance yang dilakukan di Samarinda, Kutai Kertanegara Kutai Timur. Dari 17 sampel air di kolam bekas tambang yang diteliti sebanyak 15 sampel terbukti mengandung logam berat seperti alumunium, besi dan mangan.
"Tiga unsur tadi jg ditemukan di saluran irigasi yg mengalirkan air dari kolam tsb. Artinya, kontaminasi logam beratnya bukan hanya terlokalisir di bekas area tambang, namun jg menyebar ke mana-mana. Apalagi pada musim hujan seperti skg ini," jelasnya.
15) Tiga unsur tadi jg ditemukan di saluran irigasi yg mengalirkan air dari kolam tsb. Artinya, kontaminasi logam beratnya bukan hanya terlokalisir di bekas area tambang, namun jg menyebar ke mana-mana. Apalagi pada musim hujan seperti skg ini.
— Fadli Zon (@fadlizon) February 19, 2019
Sehingga, pemanfaatan lubang bekas tambang untuk sektor lain bukanlah solusi. Gagasan semacam itu, kata Fadli, seharusnya tak pernah dilontarkan oleh seorang pejabat publik. "Kengawuran tdk boleh disebarluaskan," cuit Fadli.
"Di mana-mana di seluruh dunia, lahan bekas tambang seharusnya direhabilitasi. Ada aturannya. Dan kita memiliki semua aturan itu. Butuh waktu lama agar lokasi-lokasi itu bisa dimanfaatkan kembali," jelas dia.