Yudi Latif: Mustahil UKP PIP Diterima Masyarakat Tanpa Dukungan Media
 Luhung Sapto - Rabu, 24 Januari 2018
Luhung Sapto - Rabu, 24 Januari 2018 
                Dewan Pengarah UKP PIP hadir dalam pertemuan dengan pemimpin media nasional, di Gedung Utama Kemensetneg, Jakarta, Rabu (24/1) siang. (Foto Setkab.go.id)
MerahPutih.com - Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) mengundang sejumlah pemimpin redaksi media-media nasional. Pertemuan ini guna mendapatkan masukan tentang hal-hal seperti apa yang harus dilakukan untuk efektivitas mengimplementasikan Pancasila.
“Saya ingin mendengar masukan-masukan, ekspektasi, supaya badan ini ke depan bisa lebih memenuhi ekpektasi di dalam kita merawat dan mengembangkan idologi Pancasila,” kata Kepala UKP PIP Yudi Latif dalam pertemuan yang digelar di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Rabu (24/1) siang seperti dikutip laman Setkab.go.id.
Yudi menjelaskan, apapun yang dilakukan UKP PIP hanya bisa ke tengah masyarakat kalau mendapatkan dua dukungan institusi penting. Pertama, institusi pendidikan dan kedua, institusi media.
“Tanpa peran media, apapun yang kami lakukan tidak akan pernah membangun semacam mindset di publik. Kanalnya adalah kanal edukasi dan kanal media,” ujar Yudi.
Menurut Yudi Latif, mustahil apa yang dilakukan UKP PIP ini penetratif dan masuk ke simpul-simpul, menjadi budaya, hadir di masyarakat tanpa ada dukungan institusi pendidikan dan institusi media. Ia menilai, media mempunyai peran penting di dalam membangun civic culture, civic education.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh anggota Dewan Pengarah UKP PIP, yaitu Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Muhammad Mahfud MD, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia Sudhamek.
Sementara para pemimpin yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya dari RCTI, TVOne, SCTV, ANTV, Republika, Kompas, dan Metro TV. (*)





